Langsung ke konten utama

Dipimpin BUMI, Saham Batu Bara 'Ngamuk' Lagi Pagi Ini!

 FILE PHOTO: A worker walks past coal piles at a coal coking plant in Yuncheng, Shanxi province, China January 31, 2018. Picture taken January 31, 2018.  REUTERS/William Hong/File Photo

Semarang, PT KP Press - Saham-saham emiten batu bara melonjak pada awal perdagangan Senin (25/10/2021), usai cenderung terkena aksi ambil untung (profit taking) sepanjang pekan lalu.

Berikut kenaikan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.11 WIB.

  1. Bumi Resources (BUMI), saham +5,41%, ke Rp 78/saham

  2. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +4,31%, ke Rp 24.825/saham

  3. ABM Investama (ABMM), +4,23%, ke Rp 1.600/saham

  4. Bukit Asam (PTBA), +3,37%, ke Rp 2.760/saham

  5. Delta Dunia Makmur (DOID), +3,36%, ke Rp 308/saham

  6. United Tractors (UNTR), +3,06%, ke Rp 24.425/saham

  7. Adaro Energy (ADRO), +2,88%, ke Rp 1.785/saham

  8. Harum Energy (HRUM), +2,64%, ke Rp 7.775/saham

  9. Alfa Energi Investama (FIRE), +2,50%, ke Rp 615/saham

  10. Mitrabara Adiperdana (MBAP), +1,65%, ke Rp 3.700/saham

  11. Indika Energy (INDY), +1,25%, ke Rp 2.020/saham

  12. Perdana Karya Perkasa (PKPK), +0,75%, ke Rp 135/saham

  13. Resource Alam Indonesia (KKGI), +0,65%, ke Rp 310/saham

  14. Bayan Resources (BYAN), +0,49%, ke Rp 25.625/saham

  15. Golden Energy Mines (GEMS), +0,25%, ke Rp 4.090/saham

Menurut data di atas, saham emiten Grup Bakrie BUMI memimpin kenaikan dengan melesat 5,41% ke Rp 78/saham, menghentikan tren pelemahan selama 5 hari beruntun.

Dalam sepekan saham BUMI masih anjlok 10,34%, sedangkan dalam sebulan melesat 39,29%.

Kedua, saham ITMG terkerek 4,31% ke Rp 24.825/saham. Dengan ini, saham ITMG berhasil memutus pelemahan yang terjadi selama 4 hari berturut-turut. Dalam seminggu saham ITMG turun 3,85%, sedangkan dalam sebulan melejit 35,50%.

Ketiga, saham ABMM naik 4,23% ke Rp 1.600/saham, usai ambles dalam 2 hari terakhir. Dalam sepekan saham ABMM masih menguat 5,67%, sedangkan dalam sebulan melonjak 32,08%.

Di bawah ABMM ada saham emiten BUMN PTBA yang mencuat 3,37% ke posisi Rp 2.760/saham, usai ambles dalam 3 hari beruntun. Dalam sepekan saham PTBA melemah 2,12%, tetapi dalam sebulan terdongkrak 13,06%.

Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 191/ton. Melesat 4.97% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun secara mingguan, harga batu bara ambrol 20,86%. Ini adalah koreksi mingguan terparah setidaknya dalam 10 tahun terakhir.

Aksi ambil untung (profit taking) memang akan selalu membayangi harga batu bara. Walau minggu ini 'terluka dalam', tetapi harga batu bara masih membukukan kenaikan 4,51% dalam sebulan terakhir.

Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga batu bara meroket 133,64%. Rasanya tidak ada komoditas yang harga naik setinggi batu bara.

Oleh karena itu, pasti akan datang saatnya investor bernafsu untuk mencairkan keuntungan yang memang sudah begitu tinggi. Aksi jual massal (sell-off) ini yang membuat harga batu bara terkoreksi.

Selain itu, kabar dari China juga menjadi sentimen negatif bagi batu bara. Pemerintah China tengah mempertimbangkan untuk melakukan intervensi terhadap harga komoditas yang naik tajam, termasuk batu bara.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) pada Selasa lalu mengungkapkan tengah mempelajari langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengintervensi harga batu bara. Mereka akan melakukan segala upaya agar harga kembali ke kisaran yang masuk akal.

Salah satunya adalah dengan menggenjot produksi, yang sempat terhambat karena bencana banjir di sejumlah daerah penghasil batu bara di Negeri Panda. Pada 18 Oktober 2021, produksi batu bara China tercatat 11,6 juta ton, melonjak 8,6% dibandingkan posisi akhir bulan lalu. NDRC menargetkan produksi 12 juta ton per hari agar harga batu bara bisa turun.

Menurut perhitungan Refinitiv, apabila tingkat produksi Oktober 2021 terjaga hingga akhir tahun, maka pada kuartal IV-2021 produksi batu bara China akan sebanyak 1,07 miliar ton. Ini membuat produksi sepanjang 2021 menjadi 3,99 miliar ton, naik 4% dibandingkan 2020 sekaligus menjadi rekor tertinggi.

Batu bara adalah komoditas strategis bagi China, karena sekitar 60% pembangkit listrik di sana menggunakan tenaga batu bara. Tingginya harga batu bara membuat perusahaan listrik kelimpungan karena di sisi lain permintaan juga sangat tinggi. Tentu, wajar pemerintahan Presiden Xi Jinping punya kepentingan untuk menekan harga batu bara.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211025092411-17-286206/dipimpin-bumi-saham-batu-bara-ngamuk-lagi-pagi-ini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...