Langsung ke konten utama

Ini Badai Matahari Paling Ditakutkan Bumi, Kiamat Internet?

 Semarang, Kontak Perkasa Futures - Badai geomagnetik merupakan salah satu fenomena alam Badai Matahari yang dapat mengacaukan jaringan yang ada di Bumi. Salah satu peristiwa geomagnetik terbesar yakni terjadi pada 1859 silam atau yang dikenal dengan Peristiwa Carrington.

Pada 1 dan 2 September 1859, sistem telegraf di seluruh dunia mati gagal. Operator telegraf melaporkan menerima sengatan listrik, kertas telegraf terbakar dan tak dapat mengoperasikan peralatan dengan baterai terputus.

Sedangkan pada malam harinya, aurora borealis, dapat terlihat hingga ke selatan hingga Kolombia. Padahal biasanya, hanya terlihat di garis lintang yang lebih tinggi, seperti di Kanada Utara, Skandinavia, dan Siberia.

Badai Geomagnetik

Badai geomagnetik terjadi ketika gelembung besar gas super panas yang disebut plasma keluar dari permukaan matahari dan mengenai Bumi. Gelembung ini dikenal sebagai lontaran massa koronal.

Asisten Profesor Teknik Elektro, Universitas Mississippi David Wallace, menjelaskan plasma dari lontaran massa koronal terdiri dari awan proton dan elektron, yang merupakan partikel bermuatan listrik. Ketika partikel-partikel ini mencapai Bumi, mereka berinteraksi dengan medan magnet yang mengelilingi planet ini.

"Interaksi ini menyebabkan medan magnet terdistorsi dan melemah, pada gilirannya mengarah pada perilaku tak biasa dari aurora borealis dan fenomena alam lainnya," kata Wallace, dikutip dari Science Alert, Senin (21/3/2022).

Badai geomagnetik telah tercatat sejak awal abad ke-19. Data ilmiah menunjukkan bukti badai geomagnetik yang lebih masif terjadi sekitar tahun 774 M yang sekarang dikenal sebagai Peristiwa Miyake.

Saat ini Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional menggunakan skala Badai Geomagnetik untuk mengukur kekuatan letusan matahari ini. "Skala G" memiliki peringkat dari 1 hingga 5 dengan G1 sebagai minor dan G5 sebagai yang paling ekstrem.

Sedangkan Peristiwa Carrington diberi peringkat G5 oleh para ilmuwan. Mereka mampu memperkirakan kekuatan Peristiwa Carrington berdasarkan fluktuasi medan magnet bumi seperti yang dicatat oleh observatorium pada saat itu.

Namun demikian tidak ada cara untuk mengukur fluktuasi magnetik dari peristiwa Miyake. Peristiwa Miyake menghasilkan peningkatan 12 persen dalam karbon-14. Sebagai perbandingan, Peristiwa Carrington hanya menghasilkan kurang dari 1 persen peningkatan Karbon-14, sehingga Peristiwa Miyake kemungkinan lebih besar skalanya dari Peristiwa Carrington G5.
Dampak Badai Geomagnetik

Saat ini, jika badai geomagnetik dengan intensitas yang sama dengan Peristiwa Carrington terjadi, akan berdampak jauh lebih besar dari hanya kabel telegraf pada zaman itu, dan bisa menjadi bencana besar.

Dengan ketergantungan yang terus tumbuh pada listrik dan teknologi, dampak dari badai ini dapat menyebabkan kerugian triliunan dolar moneter. Sebab badai akan mempengaruhi sebagian besar sistem kelistrikan yang digunakan orang setiap hari.

Badai geomagnetik menghasilkan arus induksi yang mengalir melalui jaringan listrik. Arus induksi geomagnetik yang dapat melebihi 100 ampere, mengalir ke komponen listrik yang terhubung ke jaringan, seperti transformator, relai, dan sensor.

Seratus ampere setara dengan layanan listrik yang disediakan untuk banyak rumah tangga. Arus sebesar ini dapat menyebabkan kerusakan internal pada komponen yang menyebabkan pemadaman listrik skala besar.

Badai geomagnetik tiga kali lebih kecil dari Peristiwa Carrington terjadi di Quebec, Kanada, pada Maret 1989. Badai tersebut menyebabkan jaringan listrik Hydro-Quebec runtuh. Dalam kasus ini, pemadaman listrik menyebabkan lima juta orang tanpa listrik selama sembilan jam.
Memutus Jaringan Komunikasi

Selain berdampak pada listrik, komunikasi di seluruh dunia akan terganggu karena adanya badai geomagnetik. Penyedia layanan Internet bisa mengalami gangguan dan manusia tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Sistem komunikasi frekuensi tinggi seperti radio darat-ke-udara, gelombang pendek dan kapal-ke-pantai akan terganggu.

Satelit di orbit di sekitar Bumi dapat rusak oleh arus induksi dari badai geomagnetik yang membakar papan sirkuit mereka. Hal ini akan menyebabkan gangguan pada telepon berbasis satelit, internet, radio dan televisi.

Juga, saat badai geomagnetik menghantam Bumi, peningkatan aktivitas matahari menyebabkan atmosfer mengembang ke luar.

Ekspansi ini mengubah kepadatan atmosfer tempat satelit mengorbit. Atmosfer dengan kepadatan yang lebih tinggi menciptakan hambatan pada satelit yang memperlambatnya. Dan jika tidak bermanuver ke orbit yang lebih tinggi, ia bisa jatuh kembali ke Bumi.

Salah satu area gangguan lain yang berpotensi mempengaruhi kehidupan sehari-hari adalah sistem navigasi.

Hampir setiap moda transportasi, dari mobil hingga pesawat terbang, menggunakan GPS untuk navigasi dan pelacakan. Bahkan badai geomagnetik juga akan mempengaruhi perangkat seperti ponsel, jam tangan pintar, dan tag pelacak yang bergantung pada sinyal GPS yang dikirim dari satelit.

begitu juga sistem militer yang sangat bergantung pada GPS untuk koordinasi. Sistem deteksi militer lainnya seperti radar over-the-horizon dan sistem deteksi kapal selam dapat terganggu, yang akan menghambat pertahanan nasional.

Dalam hal internet, jika badai geomagnetik terjadi setingkat Peristiwa Carrington, dapat menghasilkan arus yang diinduksi secara geomagnetik di kabel bawah laut dan terestrial yang membentuk tulang punggung internet serta pusat data yang menyimpan dan memproses segala sesuatu mulai dari email dan pesan teks.

Sementara untuk set data ilmiah dan alat kecerdasan buatan. Ini berpotensi mengganggu seluruh jaringan dan mencegah server terhubung satu sama lain.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220221090300-37-316866/ini-badai-matahari-paling-ditakutkan-bumi-kiamat-internet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...