Langsung ke konten utama

Kurs Dolar Australia Benar-Benar Bak Roller Coaster!

 Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Semarang, Kontak perkasa futures - Nilai tukar Dolar Australia melesat melawan rupiah Rabu kemarin dan kembali berlanjut pada perdagangan Kamis (17/3). Melihat pergerakan tersebut, dolar Australia bener-benar bak roller coaster sejak pekan lalu.

Melansir data Refinitiv, kemarin dolar Australia melesat 1,2% dan berlanjut 0,21% hari ke RP 10.452/AU$ pada pukul 14:24 WIB.

Selasa lalu, mata uang Negeri Kanguru ini menyentuh kisaran RP 10.350/US$, merosot tajam dibandingkan Senin pekan lalu yang sempat menyentuh Rp 10.700/US$.

Jebloknya dolar Australia tersebut terjadi akibat merosotnya harga komoditas. Batu bara misalnya, Senin pekan lalu, sempat melesat menyentuh US$ 487/ton sebelum berbalik turun dan terus merosot hingga saat ini.

Sebagai eksportir terbesar kedua setelah Indonesia, lonjakan harga batu bara tersebut tentunya akan meningkatkan pendapatan Australia.

Namun belakangan harga batu bara malah jeblok. Harga batu bara acuan ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak April pada Rabu (16/3/2022) amblas ke US$ 254,90/ton, turun 15,97% dibandingkan hari sebelumnya. Level tersebut menjadi yang terendah sepanjang bulan ini. Terakhir kali batu bara bergerak di bawah US$ 300/ton adalah 28 Februari lalu (US$ 251,5/ton).

Sementara pada perdagangan hari ini, penguatan dolar Australia ditopang rilis data tenaga kerja Australia.

Biro Statistik Australia pagi tadi melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 4% di bulan Februari, yang merupakan level terendah dalam lebih dari 13 tahun terakhir.

Sepanjang bulan lalu, perekonomian Australia juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 77.400 orang, jauh lebih tinggi dari bulan Januari 28.300 orang.

Tingginya harga komoditas membuat perekonomian Australia tentunya akan berputar lebih kencang, sehingga perekrutan tenaga kerja juga meningkat.

Sejak awal tahun 2000an, perekonomian Australia ditopang oleh "commodity boom" yakni kenaikan tajam harga komoditas. Investasi di sektor pertambangan pun semakin masif, sebelum akhirnya meredup sejak tahun 2014. "Commodity boom" kembali terjadi sejak tahun lalu yang memutar roda perekonomian lebih kencang.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220317144105-17-323614/kurs-dolar-australia-benar-benar-bak-roller-coaster

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...