Langsung ke konten utama

Harga Emas Sedang Goyah, Bagaimana Harga Saham Produsennya?

Likuiditas yang berlebihan di pasar keuangan dunia membuat harga komoditas di pasar global ikut terangkat. Salah satu komoditas yang masih mengalami tren menguat adalah emas. 

Salah satu yang membuat likuiditas di pasar keuangan banjir adalah, kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang stimulus dalam jumlah yang sangat besar,

Jumlah dolar yang beredar di pasar akhirnya berlebihan, membuat mata uang ini mengalami tekanan.

Tekanan terhadap dolar AS ini, membuat investor melarikan sebagian dananya ke pasar komoditas, seperti emas. Ujung-ujungnya, ini ikut memperngaruhi ekspektasi investor domestik terhadap saham-saham yang menjadi produsen emas.

CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya menyebutkan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), salah satu produsen emas, yang terpengaruh dengan pergerakan harga emas. Ia bankan mematok harga saham MDKA bisa ke level Rp 3.000/unit, saat ini harganya di level Rp 2.400

"Salah satu yang menghasilkan emas adalah MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk), dimana masih cukup pulih dengan kejadian seperti ini. MDKA ditargetkan di harga Rp 3000. Di harga cukup bagus di harga Rp 2.400-Rp 2.500, tapi perlu diperhatikan resisten cukup kuat di harga 2850-2890," kata Bernadus dalam tayangan InvestTime CNBC Indonesia, Kamis (18/3/2021).

Dia mengatakan secara valuasi, MDKA mencetak laba pada tahun 2020 dibandingkan 2019. Pada saat Indonesia dilanda pandemi tahun lalu, perusahaan itu menunjukkan performance cukup baik dibandingkan emiten lain.

Selain itu perusahaan juga punya potensi cukup baik terkait emas. Belum lama ini MDKA dikabarkan ekspansi ke berbagai tempat penambangan termasuk Banyuwangi.

Sementara itu dia memprediksi untuk emas berapa di harga antara US$1.850/ton-US$1900/ton.

Sejumlah perusahaan pertambangan batu bara juga diketahui melakukan shifting ke emas. Bernadus mengaku belum bisa melihat potensi jenis perusahaan ini.

Termasuk menurutnya belum diketahui apakah ada pengaruh emas dan lainnya pada bisnis utama dari perusahaan tersebut. Bernadus mengatakan kinerja dari emiten bisa berpengaruh secara fundamental.

"Masih harus wait and see terhadap dampak real time laporan keuangan," ungkapnya.

Di sisi lain, Bernadus juga mengatakan saham perminyakan masih sangat menarik di Indonesia. Terlebih dengan keadaan mobil listrik yang belum menari di tanah air.

Hal ini membuat mobil dengan bahan baku minyak bumi masih akan jadi pilihan menarik untuk masyarakat Indonesia. Selain itu juga 2021 juga ditandai dengan aktivitas masyarakat yang mulai normal dan kembali berkendara.

"Inipun akan menunjang dari emiten perminyakan. ELSA perlu perhari kan area support 380-394 titik bagus untuk beli dengan target Rp 408/saham. Resent pertama, kedua di Rp 424/saham selanjutnya Rp 450/saham," ujar Bernadus.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/investment/20210322092541-21-231799/harga-emas-sedang-goyah-bagaimana-harga-saham-produsennya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...