Semarang, PT KPF - Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Terlihat, meskipun ada pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), namun tidak begitu dalam seperti banyak negara lainnya.
BI memilki jurus pamungkas dalam menjaga pergerakan rupiah, yaitu dikenal dengan triple intervention, baik di Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), di pasar spot, sampai ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Jurus tersebut pun dikerahkan kali ini.
"BI telah dan akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas
nilai tukar melalui instrumen triple intervention di Spot market,DNDF
jual serta pembelian SBN yang dilakukan secara terukur baik jumlah atau
sequence-nya, timely dengan tetap mengedepankan mekanisme pasar sesuai
fundamentalnya," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank
Indonesia (BI), Hariyadi Ramelan kepada CNBC Indonesia, Selasa
(30/3/2021)
"Dinamika pelemahan rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu penguatan nilai tukar USD secara broadbased ke level tertinggi selama 4 bulan terakhir," kata Hariyadi.
Rupiah tidak melemah sendirian. Mata uang banyak negara juga bernasib sama. Hariyadi menyebutkan seperti euro (Eropa), pound sterling (UK) dan yen (Jepang) mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Pada negara berkembang ada baht (Thailand), won (Korea Selatan), yuan (China) dan ringgit (Malaysia).
"Posisi pelemahan rupiah kita masih lebih baik dibandingkan beberapa peer countries emerging market," ujarnya.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210330122326-17-233936/wow-jurus-triple-intervention-dikeluarkan-bi-kawal-rupiah
Komentar
Posting Komentar