Semarang, PT KPF - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat (23/4/2021). Mata Uang Garuda melanjutkan kinerja positif Kamis kemarin meski banyak sentimen negatif yang menghantui.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.510/US$ atau menguat tipis 0,03% di pasar spot.
Sepanjang pekan ini hingga Kamis kemarin, rupiah sudah membukukan
penguatan 0,31%. Jika hingga penutupan perdagangan nanti masih bertahan
di zona hijau, maka rupiah akan menghentikan tren tidak pernah melemah
dalam 9 pekan terakhir, rinciannya melemah 8 pekan beruntun dan stagnan
pada pekan lalu.
Sentimen negatif bagi rupiah yakni sentimen pelaku pasar yang memburuk, terindikasi dari merosotnya bursa saham AS (Wall Street) Kamis waktu setempat, kemudian disusul bursa saham Asia pagi ini.
Anjlokjnya kiblat bursa saham dunia tersebut terjadi setelah Presiden AS Joseph 'Joe' Biden dikabarkan mempertimbangkan untuk menaikkan pajak keuntungan investasi hingga hampir dua kali lipat ke angka 39,6% di segmen masyarakat berpendapatan besar untuk membiayai subsidi anak dan pendidikan dalam rencana American Family Plan milik Biden.
Meski demikian, rencana Biden tersebut bisa menguntungkan negara-negara lainnya, sebab ada kemungkinan investor di AS mengalirkan modalnya ke luar negeri. Indonesia, bisa menjadi salah satu negara yang mendapat rejeki tersebut, sebab imbal hasil yang ditawarkan masih relatif tinggi.
Selain itu, rupiah juga masih dibayang-bayangi lambatnya pemulihan ekonomi Indonesia, hingga proyeksi pertumbuhan ekonomi di pangkas.
Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%, dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.
Sementara BI Selasa lalu mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5%. Namun, BI menurunkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) tahun ini menjadi 4,1-5,1% dari sebelumnya 4,3-5,3%.
"Pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode April 2021, Selasa (20/4/2021)
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210423091944-17-240191/digempur-banyak-sentimen-negatif-rupiah-maju-tak-gentar
Komentar
Posting Komentar