Langsung ke konten utama

Ritel Minggat ke Kripto, Transaksi Saham ANTM Tak Jumbo Lagi

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semarang, Kontakperkasa Futures - Pamor saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai saham dengan transaksi jumbo tampaknya mulai surut. Saham ini tak lagi jadi buruan para investor angkatan corona, yang sempat membuat nilai transaksi saham ANTM bisa mencapai triliunan per hari. 

Belakangan ini, nilai transaksi saham ANTM hanya dikisaran ratusan miliar rupiah. Dan pada perdagangan Kamis (15/4/2021) kemarin, yakni melemah 0,43% ke level Rp 2.320/unit, setelah sempat bergerak di zona hijau pada awal perdagangan sesi I kemarin.

Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham ANTM kemarin mencapai Rp 265 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 114 juta lembar saham. Investor asing tercatat membeli saham ANTM sebesar Rp 93 juta di pasar reguler, atau cukup kecil.

Secara pergerakan sahamnya, selama sepekan terakhir, saham ANTM sudah merosot hingga 6,07%, sedangkan selama sebulan terakhir masih menguat 0,87%. Adapun selama setahun berjalan (masih menguat 0,87%. Adapun selama setahun berjalan (year-to-date/YTD), saham ANTM juga masih melesat 19,9%.

Namun, nilai transaksi harian saham ANTM semakin menurun, di mana pada awal April 2021 hingga kemarin hanya sekitar ratusan miliar rupiah saja atau lebih pastinya di bawah Rp 800 miliar.

Pada awal tahun 2021 atau Januari 2021 yang masih sempat menyentuh kisaran Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Bahkan pada Desember 2020, nilai transaksi ANTM pun sempat hampir menyentuh Rp 10 triliun.

Turunnya nilai transaksi harian saham ANTM sepertinya karena investor di saham ini mulai beralih ke instrumen lainnya, seperti Bitcoin, apalagi saham ANTM sempat diinvestasikan oleh investor ritel 'generasi corona'.

Penurunan nilai transaksi saham ANTM juga bersumber dari turunnya nilai transaksi bursa di pasar saham dalam negeri, dimana nilai transaksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir pun hanya di kisaran Rp 10 triliun per hari. Padahal di bulan Januari lalu berada di kisaran Rp 20 triliun per hari.

Saat ini, IHSG mendapat saingan dari "anak kemarin sore" dalam dunia investasi yakni bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Popularitas mata uang kripto semakin menanjak di dalam negeri.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan naiknya kepemilikan Bitcoin di Indonesia sejalan dengan tren yang terjadi di pasar global. Tercermin dari nilai transaksi hari ini saja mencapai Rp 131 miliar, nilai ini lebih tinggi jika dibanding dengan nilai transaksi tahun lalu.

Tren lainnya juga terlihat dari jumlah member yang hampir mencapai tiga juta orang, padahal tahun lalu baru dua juta orang.

"Tren kepemilikan Bitcoin di Indonesia hampir sama di market global. Bitcoin merupakan aset kripto yang populer bagi masyarakat Indonesia atau member Indodax. Hari ini, total volumenya mencapai Rp 131 miliar. Sepertinya tahun lalu hanya berkisar jauh di bawah itu," kata Oscar kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/4/2021).

Bitcoin CS kini semakin mendapat legitimasi di dunia investasi setelah Coinbase resmi melantai di bursa saham AS, bahkan disambut baik oleh pelaku pasar. Setelah Coinbase, marketplace kripto terbesar ke-empat, Kraken, juga berencana akan melantai pada tahun depan.

Kenaikan harga "gila-gilaan" bitcoin dan mata uang kripto lainnya membuat banyak pelaku pasar semakin tertarik menjadikanya investasi. Sepanjang tahun ini saja harga bitcoin sudah melesat lebih dari 115%. Ripple (XRP), lebih ngeri lagi dengan meroket 730%.

Bandingkan dengan indeks S&P 500 yang "hanya" menguat 10% sepanjang tahun ini, kemudian IHSG yang baru di kisaran 1%.

Tren meroketnya harga bitcoin diperkirakan masih belum akan terhenti. Bahkan, di akhir tahun ini diprediksi mencapai US$ 400.000/BTC, sementara harga saat ini di kisaran US$ 62.000/BTC. Artinya bitcoin dipredisi akan naik lebih dari 500% lagi.

Prediksi tersebut bukan diberikan oleh institusi "abal-abal", melainkan datang dari Bloomberg dalam dalam "Crypto Outlook" edisi April.

Sebelum Bloomberg, Citibank pada November lalu memproyeksikan harga bitcoin akan mencapai US$ 318.000/BTC di tahun ini.

Menurut Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa, Laksono Widodo, meskipun saat ini, Bitcoin belum dianggap sebagai instrumen finansial yang diakui oleh Bank Indonesia untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau sarana transaksi, BEI melihat perkembangan Bitcoin yang naik cukup pesat, menjadi kekhawatiran tersendiri.

"Secara pribadi, ada sedikit kekhawatiran dari saya terkait hal ini. Walau saya belum tahu secara pasti seberapa besar penetrasi bitcoin di Indonesia," kata Laksono kepada awak media.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210416083141-17-238315/ritel-minggat-ke-kripto-transaksi-saham-antm-tak-jumbo-lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...