Langsung ke konten utama

Di DPR, Bos BPOM Bicara Heboh Ivermectin Hingga Uji Kliniknya

 Kepala Badan POM Penny Lukito

Semarang, Kontak Perkasa - Saat rapat kerja Komisi IX DPR RI, Kepala Badan POM, Penny Lukito menyinggung soal Ivermectin. Salah satunya mengenai kehebohan dengan pabrik obat tersebut PT Harsen Laboratories.

"Industri farmasi itu melakukan beberapa pelanggaran yang akan memberikan dampak bahaya bagi masyarakat," kata Penny, dikutip dari kanal Youtube DPR RI, Senin (5/7/2021).

Dia membantah ini masalah BPOM melarang Ivermectin beredar. Penny mengatakan jika pihaknya sangat menjaga obat tersebut di peredaran, namun digunakan masyarakat sesuai dengan ketentuan berlaku. Ketentuan tersebut adalah Ivermectin merupakan obat keras dan harus diawasi dengan resep dokter.

Penny menambahkan untuk pengobatan Badan POM dan Kementerian Kesehatan membuka akses dengan uji klinik. Ini telah sesuai dengan sejumlah rekomendasi dari World Health Organization (WHO) dan otoritas obat lain.

Sejumlah negara diketahui juga melakukan uji klinik untuk obat tersebut. Namun Penny mengatakan data mengenai Ivermectin belum konklusif.

"Sehingga masih dilakukan uji klinik kembali, kami pun juga telah menerbitkan izin berdasarkan hasil-hasil uji klinik yang ada saat ini. Melakukan meta analisis juga selain uji klinik, kajian dan laporan epidemiologi," jelasnya.

Data epidemiologi sendiri di suatu negara mengatakan Ivermectin ada penyembuhan. Namun Penny mengatakan data itu tidak bisa menunjukkan data klausalitas langsung. Menurut faktor klausalitas bisa ditunjukkan melalui uji klinik.

"Pada saat pemberian Ivermectin banyak faktor lain mengapa kasus menurun. Misalnya di India menggunakan ivermectin di awal, ada banyak sekali parameter dilakukan misalkan pelaksanaan lockdown dan obat lain," ungkap Penny.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210705184426-37-258485/di-dpr-bos-bpom-bicara-heboh-ivermectin-hingga-uji-kliniknya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...