Langsung ke konten utama

Kasus Covid-19 Meledak, Saham Emiten Rumah Sakit 'Ngamuk'

 Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semarang, Kontak Perkasa Futures - Mayoritas saham emiten pengelola rumah sakit (RS) dan laboratorium klinik melonjak ke zona hijau pada perdagangan pagi ini, Senin (5/7/2021). Penguatan saham-saham tersebut terjadi di tengah lonjakan kasus harian Covid-19 di Tanah Air yang meninggi selama beberapa waktu terakhir.

Berikut pergerakan saham-saham pemilik RS dan lab, pukul 10.25 WIB:

  1. Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ), saham +18,98%, ke Rp 326, transaksi Rp 2 M


  2. Royal Prima (PRIM), +15,53%, ke Rp 372, transaksi Rp 4 M

  3. Diagnos Laboratorium Utama (DGNS), +14,23%, ke Rp 1.445, transaksi Rp 69 M

  4. Prodia Widyahusada (PRDA), +12,50%, ke Rp 5.175, transaksi Rp 23 M

  5. Sarana Meditama Metropolitan (SAME), +9,60%, ke Rp 685, transaksi Rp 61 M

  6. Siloam International Hospitals (SILO), +2,70%, ke Rp 8.550, transaksi Rp 1 M

  7. Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), +1,82%, ke Rp 2.790, transaksi Rp 36 M

  8. Medikaloka Hermina (HEAL), +0,43%, ke Rp 5.825, transaksi Rp 1 M

  9. Metro Healthcare Indonesia (CARE), 0,00%, ke Rp 352, transaksi Rp 88 M

Dari 9 saham yang diamati, 8 saham menguat dan 1 saham masih stagnan. Saham emiten pengelola RS Mayapada, SRAJ, menjadi yang paling melonjak dengan kenaikan 18,98% ke Rp 326/saham. Saham SRAJ berhasil rebound dari koreksi 1,44% ke Rp 274/saham pada Jumat pekan lalu.

Dalam sepekan saham SRAJ melonjak 14,79%, sementara dalam sebulan 'terbang' 96,39%.

Di posisi kedua ada saham emiten pemilik RS Royal Prima, PRIM, yang melesat 15,33% ke Rp 372/saham. Mirip saham SRAJ, saham PRIM berhasil memantul lagi ke zona hijau setelah pada Jumat minggu lalu turun 1,83%.

Dalam seminggu saham PRIM melejit 21,57%, sementara dalam sebulan terakhir naik 10,00%.

Adapun saham emiten pengelola jaringan RS Metro Hospital, CARE, masih stagnan di posisi Rp 352/saham, setelah Jumat pekan lalu melemah 1,12%.

Pada Minggu (4/7) kemarin, jumlah kasus Covid-19 bertambah 27.233 kasus. Angka ini hanya terpaut tipis dibandingkan Sabtu (3/7/2021) hingga pukul 12.00 WIB, terdapat 27.913 kasus baru Covid-19, yang merupakan rekor penambahan kasus per hari.

Seperti dikutip dari laman covid19.go.id, total kasus positif mencapai 2.284.084, sembuh 1.928.274, dan meninggal 60.582 jiwa. Kasus aktif tercatat sebanyak 295.228, dan suspek sebanyak 133.189 orang.

Lonjakan kasus tersebut membuat pemerintah menetapkan PPKM Mikro Darurat yang berlangsung pada 3 hingga 20 Juli mendatang. Tujuannya, agar penambahan kasus per hari bisa ditekan ke bawah 10.000 orang.

Saat ini, Kementerian Kesehatan memastikan telah berupaya untuk mengatasi persoalan muatan berlebih (overload) yang terjadi di sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Hal tersebut dikemukakan Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi merespons pernyataan kelompok pemerhati perkembangan Covid-19, LaporCovid-19, yang menyebut fasilitas kesehatan di Indonesia kolaps.

"Kemenkes telah menginstruksikan penambahan tempat tidur dan ruang rawat inap kepada pemerintah daerah, provinsi dan kabupaten kota untuk mengkonversi seluruh fasilitas kesehatan," kata Nadia melalui pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (04/07/2021).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...