Langsung ke konten utama

Kronologi Miringnya Inti Bumi Bawah Laut RI, Seramkah?

 Angkatan Laut Australia & Angkatan Bersenjata Indonesia latihan bersama. (Dok: Twitter Royal Australian Navy)

Semarang, PT Kontak Perkasa - Seismolog dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat mengungkapkan bahwa inti bumi di bawah laut Indonesia tumbuh miring. Laporan itu dikutip oleh The Independent.

Miringnya inti bumi bawah laut Indonesia terjadi karena inti besi padat di tengah planet telah tumbuh lebih cepat di bawah Laut Banda di Indonesia.

Di sisi lain, inti bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat daripada wilayah lain seperti Brasil. Akibatnya, pendinginan terjadi lebih cepat akibat kristalisasi besi penyusun inti.


Penemuan ini terungkap ketika para ilmuwan sedang mempelajari gelombang seismik, yakni getaran bawah tanah yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang itu melewati inti besi padat dari planet.

Perlu diketahui, inti bumi berada sekitar 3.000 kilometer di bawah permukaan bumi. Bagian ini berbentuk seperti bola dan mengandung besi dan nikel.

Di atas inti bumi ada mantel, yang terdiri dari mantel dalam (300-2.890 km di bawah permukaan bumi) dan mantel luar (10-300 km di bawah permukaan bumi). Sementara lapisan paling luar adalah kerak bumi.

Yang mengejutkan lagi, hal ini ternyata sudah terjadi sejak 500 tahun lalu. Tapi belum diketahui mengapa proses pendinginan terjadi dengan cepat di RI.

"Satu-satunya cara kami dapat jelaskan adalah sisi satunya tumbuh lebih cepat disbanding yang lain," kata penulis utama studi Daniel Frost, seismolog di University of California, Berkeley.

Penemuan bahwa inti bumi di Indonesia kehilangan panas lebih cepat ini membawa ilmuwan pada suatu kesimpulan baru, soal mengapa kristalisasi besi lebih condong di barat (Laut Banda) dibanding Timur (Brasil).

Peneliti menyebut ada pertumbuhan asimetris, 60% lebih tinggi ke sisi barat. Namun diyakini peneliti, pertumbuhan asimetris ini bukan berarti akan ada catat atau resiko lain yang membuatnya tidak seimbang.

Meski begitu, Frost mengatakan ada misteri lainnya yang masih harus dipecahkan.

"Pertanyaannya adalah, apakah ini mengubah kekuatan medan magnet?" ujarnya.

Medan magnet bumi adalah medan geomagnetic yang menjangkau dari bagian dalam bumi hingga ke batas di mana medan magnet bertemu radiasi matahari.
Secara sederhana medan magnet bumi memantulkan sebagian besar angina matahari, yaitu arus partikel bermuatan dari matahari yang mampu mengionisasi (mengurai) di lapisan atmosfer bumi.

Kompas yang digunakan manusia bergantung pada medan magnet bumi. Hewan juga memanfaatkan medan magnet bumi untuk bermigrasi.

Frost mengatakan pihaknya akan segera melakukan penelitian kembali membahas hal ini. Frost mengatakan bahwa dia telah mulai mengerjakan penelitian baru dengan tim geomagnetis untuk menyelidiki beberapa kemungkinan dari misteri pertumbuhan miring inti.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210630210433-4-257243/kronologi-miringnya-inti-bumi-bawah-laut-ri-seramkah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rupiah Perkasa & Menguat Tajam, Awas! Jangan Jumawa Dulu

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures -  Jebloknya indeks dolar Amerika Serikat (AS) membuat rupiah menguat tajam di awal perdagangan Selasa (27/7/2021). Meski demikian, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter di pekan ini tentunya membuat langkah rupiah tidak akan mudah. Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,21% ke Rp 14.450/US$, setelahnya penguatan terpangkas hingga tersisa 0,03% saja pada pukul 9:20 WIB.  Pergerakan tersebut membuktikan kehati-hatian pelaku pasar jelang pengumuman The Fed. Indeks dolar AS pada Senin kemarin merosot 0,28%, dan berlanjut 0,1% pagi ini. Tetapi, sewaktu-waktu dolar AS bisa berbalik menguat, sebab di pasar saat ini pendapatan mengenai tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset ( quantitative easing /QE) The Fed masih terbelah, belum ada suara yang dominan. Ada analis yang memprediksi The Fed akan memberikan panduan tapering di pekan ini, yang lainn

Begini Cerita Lengkap Soal OJK Larang Bank Jual Unit Link

  Semarang, kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tegas menyebutkan akan menindak tegas perusahaan asuransi yang tak menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya. Salah satu langkah yang akan diambil adalah melakukan pelarangan penjualan produk unitlink di bank-bank. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan langkah ini merupakan bagian dari perlindungan konsumen yang dilakukan otoritas. Diharapkan dengan adanya tindak tegas ini pelaku jasa keuangan tak melakukan pelanggaran. "OJK juga melakukan penyempurnaan regulasi mengenai Unit Link, termasuk akan menindak tegas pelaku usaha jasa keuangan yang melanggar, dan melarang Bank menjual Unit Link dari perusahaan asuransi yang masih belum menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya," kata Anto dalam dalam postingan instagram OJK, Kamis (3/2/2022). Dia menyebutkan, mengacu pada ketentuan di POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuanga

Teror di Mabes Polri Bisa Ganggu Kepercayaan Investor

PT Kontakperkasa Futures - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia ( BI ) Solo akan melayani masyarakat yang menukarkan uang pecahan baru saat Ramadhan atau menjelang hari Raya Idul Firtri nanti. Bahkan, masyarakat juga bisa menukarkan uang baru pecahan Rp 75.000. "Jadi kalau (memberi fitrah) Rp 10 ribu, Rp 20 ribu kekecilan, boleh ngasihnya yang Rp 75 ribu. Penukaran ada yang 75 (pecahan Rp 75.000). Berapapun (permintaan) kita penuhi," ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, ditemui kantor Bupati Boyolali usai menghadiri pembukaan pelatihan public speaking di Pendopo Pemkab Boyolali, Rabu (31/3/2021). Namun, penukaran uang baru untuk pecahan Rp 75.000 tersebut nantinya dibatasi per orangnya dalam setiap hari. Yaitu per-KTP hanya boleh menukarkan untuk 100 lembar per hari. "Satu hari satu KTP, boleh 100 lembar. Besok lagi boleh lagi 100 lembar lagi, besok lagi boleh lagi, monggo. Kita pokoknya tida