Langsung ke konten utama

Ramai-ramai Profit Taking, Saham TINS-ANTM-INCO cs Ambruk

 A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad

Semarang, Kontak Perkasa Futures - Mayoritas saham emiten tambang nikel ambles ke zona merah pada awal perdagangan pagi ini, Rabu (7/7/2021). Koreksi ini terjadi seiring para pelaku pasar mulai merealisasikan aksi ambil untung (profit taking) setelah Selasa (6/7) kemarin saham-saham tersebut melesat.

Berbeda dari perdagangan kemarin, pagi ini investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih (net sell) terhadap saham-saham nikel.

Berikut gerak saham nikel, pukul 09.50 WIB mengacu data BEI:

  1. Timah (TINS), saham -3,80%, ke Rp 1.520, net sell Rp 11,41 M

  2. Harum Energy (HRUM), -2,87%, ke Rp 5.075, net sell Rp 1,56 M

  3. Vale Indonesia (INCO), -2,43%, ke Rp 4.810, net sell Rp 1,57 M

  4. Aneka Tambang (ANTM), -2,42%, ke Rp 2.420, net sell Rp 2,72 M

  5. Central Omega Resources (DKFT), -2,01%, ke Rp 146, net buy Rp 7,58 juta

  6. Pelat Timah Nusantara (NIKL), -1,75%, ke Rp 1.125, net buy Rp 8,45 juta

  7. Trinitan Metals and Minerals, +2,83%, ke Rp 109, net sell Rp 306,60 ribu

Menurut data di atas, dari 7 saham yang diamati 6 saham memerah, sementara 1 saham sisanya menguat.

Saham emiten pelat merah TINS menjadi yang paling ambles, yakni 3,80% ke Rp 1.520/saham, setelah kemarin melonjak 8,97%. Asing tercatat ramai-ramai melego saham TINS Rp 11,41 miliar, menjadikan saham TINS sebagai salah satu saham yang paling banyak dijual asing pagi ini. Kendati merosot, selama sepekan saham ini naik 2,01%.

Sepanjang 3 bulan pertama 2021 TINS membukukan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 10,34 miliar. Perseroan membukukan perbaikan kinerja setelah pada periode yang sama tahun lalu, mengalami kerugian Rp 412,85 miliar.

Perseroan berhasil menekan beban keuangan menjadi Rp 98,56 miliar rupiah dibandingkan Rp 214,36 miliar tahun lalu, walau penjualan menurun 44,77% menjadi hanya Rp 2,44 triliun rupiah saja dibandingkan Rp 4,43 triliun rupiah di kuartal pertama tahun lalu.

Di posisi kedua, ada saham emiten besutan taipan Kiki Barki, HRUM, yang ambles 2,87%, setelah kemarin ditutup naik 3,47%. Pelemahan ini diikuti aksi jual bersih asing senilai Rp 1,56 miliar.

Sepanjang 3 bulan pertama 2021, laba bersih HRUM tercatat melonjak secara signifikan sebesar 2.044,38%.

Angka tersebut tumbuh dari US$ 821,38 ribu atau setara dengan Rp 11,50 miliar (asumsi kurs US$ 1 = Rp 14.000) pada triwulan I 2020, menjadi US$ 17,61 juta atau setara dengan Rp 246,58 miliar pada periode yang sama 2021.

Namun, melesatnya laba bersih perusahaan diiringi dengan penurunan penjualan dan pendapatan usaha sebesar 6,72% menjadi US$ 57,08 juta (Rp 799,12 miliar) pada 3 bulan pertama 2021.

Adapun duo saham INCO-ANTM juga terimbas profit taking, yakni secara berturut-turut sebesar 2,43% dan 2,43%. Kemarin, kedua saham tersebut melonjak 4,01% dan 10,71%.

Mengenai kinerja keuangan terbaru, ANTM mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 630,37 miliar. Laba bersih ini naik dari periode yang sama tahun lalu yang mana perusahaan mengalami kerugian bersih Rp 281,83 miliar.

Naiknya laba bersih ANTM didongkrak oleh tumbuhnya pendapatan perusahaan hingga 77% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari semula Rp 5,20 triliun kini menjadi Rp 9,21 triliun.

Sementara, saham PURE menjadi satu-satunya yang naik, yakni 2,83% ke Rp 109/saham, setelah kemarin saham ini ditutup stagnan di posisi Rp 106/saham.

Berdasarkan data London Metal Exchange (LME), harga komoditas nikel kontrak pembelian 3 bulan naik 0,99% ke US$ 18.550/ton secara harian pada Selasa (6/7). Adapun dalam sepekan, harga nikel terapresiasi 0,59%, sementara dalam sebulan menguat 5,01%.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210707094117-17-258902/ramai-ramai-profit-taking-saham-tins-antm-inco-cs-ambruk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...