Semarang, Kontak perkasa Futures - Capaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa Indonesia sebagai negara dengan berpendapatan menengah-atas (upper middle income) sayangnya cuma berusia pendek.
Tahun ini Indonesia dipaksa kembali turun kelas ke level terendah yakni negara berpendapatan menengah-bawah (lower middle income).
Gross Nasional Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto Indonesia
pada tahun lalu mencapai US$ 4.050 per kapita. Kini turun tipis menjadi
US$ 3.979 per kapita.
Bank Dunia diketahui telah mengubah klasifikasi GNI untuk menentukan peringkat tiap negara. Klasifikasi berubah karena di setiap negara, faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan penduduk mempengaruhi GNI per kapita.
Di 2019, klasifikasi GNI per kapita untuk negara Low Income di level US$ 1.035, Lower Middle Income di level US$ 1.035- US$ 4,045, Upper Middle Income di level US$ 4.046 - US$ 12.535, dan High Income di level lebih dari US$ 12.535.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia tersebut, selain Indonesia ada tiga negara bernasib sama seperti Indonesia, yakni Belize, Iran, dan Samoa.
Sementara tiga negara turun kelas dari berpendapatan tinggi menjadi berpendapatan menengah-atas, yaitu Mauritius, Panama, dan Romania. Hanya tiga negara naik kelas: Haiti, Moldova, dan Tajikistan.
Bila melihat tetangga di Asia Tenggara, banyak negara alami posisi yang sama dengan Indonesia. Misalnya Timor Leste, Myanmar, Kamboja dan Papua Nugini dengan GNI di bawah US$ 1.800 per kapita. Kemudian ada Filipina, dan Vietnam yang masing-masing US$ 3.400 dan US$ 2.700 per kapita.
Pada kelas menengah atas yang artinya lebih tinggi dari Indonesia adalah Malaysia US$ 10.600 per kapita dan Thailand US$ 7.100. Sementara Singapura tercatat sebagai negara berpendapatan tinggi dengan GNI US$ 54.900 per kapita.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20210708100432-4-259208/ri-sempat-naik-kelas-di-era-jokowi-sayang-cuma-setahun
Komentar
Posting Komentar