Semarang, Kontak perkasa futures - Harga batu bara turun cukup tajam. Sepertinya investor bernafsu untuk mengeruk cuan karena harga sempat menembus rekor tertinggi.
Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 159,75/ton. Anjlok 2,29% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Pada 16 Agustus 2021, harga batu bara berada di US$ 169,75/ton, rekor tertinggi setidaknya sejak 2008. Selepas itu, harga bergerak turun karena sepertinya pelaku pasar beramai-ramai mencairkan keuntungan.
Cuan yang didapat dari batu bara memang bukan kaleng-kaleng. Dalam sebulan terakhir, harga si batu hitam masih membukukan kenaikan 12,02%. Sementara sejak akhir 2020 (year-to-date), kenaikannya mencapai 108,39%. Jadi tidak heran batu bara rentan terserang profit taking.
|
|
Toby Hassall, Analis Refinitiv, menyebut setidaknya ada dua faktor lain yang bisa mendatangkan risiko buat harga batu bara. Satu, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kembali menggila di berbagai negara. Ini bisa menurunkan permintaan listrik, yang berimbas ke permintaan batu bara.
Di Eropa, misalnya, pembangkitan listrik bertenaga batu bara di Jerman pada pekan lalu turun 14,2% dibandingkan sepekan sebelumnya. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terjadi penurunan 4,9%.
Kedua adalah tren kenaikan harga akan membuat produsen batu bara berlomba-lomba untuk mendongkrak produksi. Pada akhirnya, produksi bisa terlalu banyak dan melampaui permintaan sehingga mempengaruhi harga.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210823084650-17-270348/bahaya-harga-batu-bara-anjlok-2-lebih
Komentar
Posting Komentar