Langsung ke konten utama

Pembukaan Pasar: Rupiah Stagnan di Rp 14.250/US$

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semarang, PT Kontak perkasa Futures - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stagnan pada pembukaan perdagangan pasar spot hari ini, setelah menguat tipis 0,04% kemarin.

Pada Selasa (28/9/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.250 di pasar spot. Rupiah stagnan alias sama persis dibandingkan dengan penutupan perdagangan Senin.

Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 8:54 WIB :

Periode Kurs
1 Pekan Rp14.252,5
1 Bulan Rp14.283,8
2 Bulan Rp14.334,8
3 Bulan Rp14.374,7
6 Bulan Rp14.531,5
9 Bulan Rp14.690,7
1 Tahun Rp14.841,5
2 Tahun Rp15.450,1

Berikut kurs dolar AS di pasar Domestic NDF (DNDF) yang terakhir diperbaharui Senin kemarin pada pukul 14:38 WIB:

Periode Kurs
1 Bulan Rp 14.299
3 Bulan Rp 14.348

Berikut kurs jual beli dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 8:51 WIB:

Bank Harga Beli Harga Jual
BNI 14.217 14.309
BRI 14.170 14.370
Mandiri 14.250 14.280
BCA 14.251 14.266
CIMB Niaga 14.252 14.267

 Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210928085757-17-279647/pembukaan-pasar-rupiah-stagnan-di-rp-14250-us-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...