Langsung ke konten utama

Dibuka Hijau Kuat, Apakah IHSG Pecah Rekor Hari Ini ?

 Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,22% ke level 6.640,05 pada perdagangan Selasa (26/10/2021).

Penguatan IHSG berlanjut beberapa menit setelah pasar dibuka. Hingga 09.05 WIB, IHSG tercatat menguat 0,62% ke level 6.666,52 dan terpantau 235 saham menguat, 98 melemah dan 205 stagnan.

Asing lanjut borong saham-saham domestik dengan net buy mencapai Rp 40,37 miliar di pasar reguler. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menjadi yang paling banyak dikoleksi asing dengan net buy mencapai Rp 14,8 miliar dan Rp 9,7 miliar.

Sedangkan saham yang banyak dilepas asing di awal perdagangan adalah saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan net sell masing-masing sebesar Rp 3,5 miliar dan Rp 3,5 miliar.

Penguatan IHSG juga menyusul kinerja Wall Street yang baik semalam. Tiga indeks acuan bursa New York kompak berakhir di zona hijau. Indeks Dow Jones ditutup naik 0,18%. Indeks S&P 500 melesat 0,48% dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi 0,9%.

China hari ini akan menjadi pusat episentrum perhatian pasar global, menyusul kebijakan pemerintah terkait dengan pasar komoditas dan munculnya kembali kasus Covid-19 varian delta yang telah memicu karantina wilayah (lockdown) secara penuh.

Kemarin, harga batu bara yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia drop 7% ke US$ 204,5 per ton setelah pemerintah China menyatakan akan menginvestigasi perusahaan penyedia indeks harga energi tersebut, dalam upaya untuk mengendalikan harga di pasar berjangka.

Meski harga batu bara anjlok 7% dalam sehari, secara tahun berjalan harga energi utama duni ini masih terhitung melesat 150% menyusul krisis energi di negara maju, dan juga kenaikan permintaan di China.

Namun secara fundamental, permintaan energi diprediksi masih tinggi. Goldman Sachs dalam laporan riset terbarunya mengatakan bahwa permintaan dunia akan minyak bumi bakal kian meningkat, sehingga harga berpeluang menyentuh level US$ 90 per barel.

Permintaan dunia diprediksi bakal mencapai angka 100 juta barel per hari (bph) menyusul kenaikan konsumsi di Asia setelah penyebaran virus Covid-19 varian delta mulai teratasi. Di Eropa, tren pengalihan minyak bumi ke gas diprediksi meningkat di tengah krisis energ iseperti sekarang, yang menambah permintaan minyak setidaknya sebesar 1 juta bph.

Kemarin, harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 84,38/barel atau naik tipis 0,2%, sementara Brent naik 0,54% ke US$ 86,26.

Dari sisi pandemi, pasar kembali memperhatikan China yang kini menghadapi munculnya kasus Covid-19 yang baru. Mengutip Reuters, pejabat kesehatan pemerintahan Xi Jinping, mengatakan wabah Covid-19 terbaru kemungkinan akan semakin menyebar lebih jauh. Selama seminggu terakhir, ada 11 wilayah provinsi kemasukan Covid-19 dengan total 100 kasus infeksi.

Kasus Covid-19 kembali muncul di China pasca ditemukannya pasien yang terinfeksi di sebuah kelompok wisata. Kelompok ini melakukan perjalanan dari Shanghai lalu ke kota Xi'an di Provinsi Gansu dan ke Mongolia Dalam.

Puluhan kasus pun ditemukan terkait perjalanan itu dan melibatkan 12 grup wisata lainnya. Pemerintah setempat pun menghentikan penerbangan dan menutup lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak.

Jika hari ini kasus Covid-19 di China terus meningkat, pelaku pasar akan cenderung memilih aman dengan merealisasikan keuntungan yang telah didapatkan sembari memantau keadaan lebih jauh lagi.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211026085307-17-286513/dibuka-hijau-kuat-apakah-ihsg-pecah-rekor-hari-ini-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...