Langsung ke konten utama

Ngacir Lagi, Saham CPO Diborong Investor & Gerak Liar

 Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semrang, Kontak perkasa Futures - Saham-saham emiten minyak sawit (crude palm oil/CPO) melesat ke zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Kamis (14/10/2021), di tengah harga kontrak berjangka CPO yang menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan kemarin.

Berikut kenaikan saham CPO, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.12 WIB.

  1. Cisadane Sawit Raya (CSRA), saham +4,06%, ke Rp 410/saham


  2. PP London Sumatra Indonesia (LSIP), +3,52%, ke Rp 1.470/saham

  3. Dharma Satya Nusantara (DSNG), +3,36%, ke Rp 615/saham

  4. Astra Agro Lestari (AALI), +2,91%, ke Rp 10.625/saham

  5. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS), +2,71%, ke Rp 1.135/saham

  6. Salim Ivomas Pratama (SIMP), +2,23%, ke Rp 505/saham

  7. Triputra Agro Persada (TAPG), +2,07%, ke Rp 740/saham

  8. Tunas Baru Lampung (TBLA), +1,69%, ke Rp 905/saham

  9. Provident Agro (PALM), +1,00%, ke Rp 505/saham

  10. Jaya Agra Wattie (JAWA), +0,59%, ke Rp 171/saham

  11. Sampoerna Agro (SGRO), +0,51%, ke Rp 1.955/saham

Menurut data di atas, saham CSRA memimpin kenaikan dengan menguat 4,06%, usai ambles selama 3 hari beruntun. Dalam sepekan saham ini turun 4,67%, sementara dalam sebulan melesat 30,77%.

Kedua, saham LSIP naik 3,52% ke Rp 1.470/saham, rebound dari koreksi 1,05% pada perdagangan kemarin. Dalam seminggu saham LSIP melesat 6,12% dan dalam sebulan melonjak 33,48%.

Ketiga, saham DSNG yang juga rebound ke Rp 615/saham, naik 3,36% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan saham DSNG naik 5,08%, sementara dalam sebulan melejit 21,57%.

Di bawah DSNG, ada saham AALI yang bertambah 2,91% ke Rp 10.625/saham. Dalam seminggu saham ini mencuat 7,11%, sedangkan dalam sebulan melompat 23,75%.

Harga minyak sawit mentah alias CPO melonjak hingga menembus level MYR 5.000 pada perdagangan kemarin.

Menurut data Refinitiv, pada Rabu (13/10), harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.021/ton, melesat 3,42% dibandingkan hari sebelumnya. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang perdagangan CPO.

Harga CPO memang masih menjalani tren bullish. Dalam sebulan terakhir, harga melejit 16,28% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date) harga naik 39,47%.

Trader minyak sawit David Ng mengatakan CPO berjangka ditutup di atas RM5.000 untuk pertama kalinya seiring India mengurangi bea masuk untuk satu bulan lagi serta prospek ketatnya stok yang terus mengangkat sentimen di pasar.

"Kami melihat adanya level resistance psikologis baru di RM5.200 dan level support di RM4.800," katanya kepada Bernama, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (14/10).

Sementara itu, kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, mengatakan CPO berjangka meroket kemarin setelah pemerintah India mengumumkan pemotongan bea masuk utang bersih minyak sawit dari 24,75% menjadi 8,25%, efektif 14 Oktober 2021.

"Pemotongan bea masuk telah meningkatkan ekspektasi pembelian lebih lanjut dari India," katanya.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211014092906-17-283789/ngacir-lagi-saham-cpo-diborong-investor-gerak-liar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...