Langsung ke konten utama

Erdogan Umumkan 'Perang', Ada Apa Turki?

 Pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan negaranya tengah menghadapi "perang". Bukan baku tembak yang ia maksud tapi "perang perekonomian".

Dalam rapat kabinet Senin (21/11/2021) waktu setempat, Erdogan membela kebijakannya saat ini yang mengkampanyekan pemotongan suku bunga. Padahal langkah itu membebani mata uang negeri tersebut dan membuat lira terus ambruk terhadap dolar Amerika.

"Kita melihat permainan yang dimainkan oleh mereka atas mata uang, bunga dan kenaikan harga ... dan menunjukkan keinginan kita untuk melanjutkan rencana permainan kita sendiri," katanya, dikutip AFP, Rabu (23/11/2021).

"Kami akan muncul sebagai pemenang dari 'perang kemerdekaan ekonomi' ini dengan bantuan Allah dan rakyat kami."

Penurunan tajam terbaru dimulai Kamis pekan lalu ketika bank sentral memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 15%. Suku bunga telah dipangkas sebesar 400 basis poin sejak September.

Lira jatuh ke rekor terendah Selasa hingga 15%, 13 lira terhadap dolar. Lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar sejak awal tahun.

Di saat yang sama inflasi di Turki sendiri kini mendekati 20%. Harga barang-barang kebutuhan pokok di negeri berpenduduk 85 juta itu terus melonjak.

Sementara gaji dengan mata uang lokal sangat terdevaluasi. Upah minimum Turki bernilai sekitar US$ 380 pada Januari dan dengan volatilitas kemarin menyusut menjadi US$224.

Sebenarnya, mata uang Turki sendiri sudah mengalami penurunan sejak 2018. Bukan hanya penolakan kenaikan suku bunga untuk mendinginkan inflasi, tapi juga akibat ketegangan geopolitik dengan Barat, defisit transaksi berjalan, dan utang yang meningkat,

Erdogan sejak lama menggambarkan suku bunga sebagai 'musuh'. Ia bersikeras bahwa menaikkan suku bunga sebenarnya justru memperburuk inflasi bukan sebaliknya.

Semasa menjabat, Erdogan memecat tiga kepala bank sentral dalam dua tahun karena perbedaan kebijakan. Ini membuat investor makin khawatir melihat independensi bank sentral Turki.

Menurut lembaga pemeringkat Fitch, pada Agustus 57% dari utang pemerintah pusat Turki terkait dengan mata uang asing atau dalam denominasi. Ini artinya membayar utang itu akan menjadi lebih menyakitkan karena lira terus turun nilainya.

"Kami melihat eksperimen ekonomi yang salah tentang apa yang terjadi ketika bank sentral tidak memiliki kebijakan moneter secara efektif," kata Tim Ash, ahli strategi pasar negara berkembang senior di Bluebay Asset Management, dikutip Reuters dalam sebuah catatan.

"Erdogan telah mengambil kemampuan CBRT (Bank Sentral Turki) untuk menaikkan suku bunga kebijakan."

 Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20211124075556-4-293916/erdogan-umumkan-perang-ada-apa-turki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rupiah Perkasa & Menguat Tajam, Awas! Jangan Jumawa Dulu

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures -  Jebloknya indeks dolar Amerika Serikat (AS) membuat rupiah menguat tajam di awal perdagangan Selasa (27/7/2021). Meski demikian, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter di pekan ini tentunya membuat langkah rupiah tidak akan mudah. Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,21% ke Rp 14.450/US$, setelahnya penguatan terpangkas hingga tersisa 0,03% saja pada pukul 9:20 WIB.  Pergerakan tersebut membuktikan kehati-hatian pelaku pasar jelang pengumuman The Fed. Indeks dolar AS pada Senin kemarin merosot 0,28%, dan berlanjut 0,1% pagi ini. Tetapi, sewaktu-waktu dolar AS bisa berbalik menguat, sebab di pasar saat ini pendapatan mengenai tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset ( quantitative easing /QE) The Fed masih terbelah, belum ada suara yang dominan. Ada analis yang memprediksi The Fed akan memberikan panduan tapering di pekan ini, yang lainn

Begini Cerita Lengkap Soal OJK Larang Bank Jual Unit Link

  Semarang, kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tegas menyebutkan akan menindak tegas perusahaan asuransi yang tak menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya. Salah satu langkah yang akan diambil adalah melakukan pelarangan penjualan produk unitlink di bank-bank. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan langkah ini merupakan bagian dari perlindungan konsumen yang dilakukan otoritas. Diharapkan dengan adanya tindak tegas ini pelaku jasa keuangan tak melakukan pelanggaran. "OJK juga melakukan penyempurnaan regulasi mengenai Unit Link, termasuk akan menindak tegas pelaku usaha jasa keuangan yang melanggar, dan melarang Bank menjual Unit Link dari perusahaan asuransi yang masih belum menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya," kata Anto dalam dalam postingan instagram OJK, Kamis (3/2/2022). Dia menyebutkan, mengacu pada ketentuan di POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuanga

Teror di Mabes Polri Bisa Ganggu Kepercayaan Investor

PT Kontakperkasa Futures - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia ( BI ) Solo akan melayani masyarakat yang menukarkan uang pecahan baru saat Ramadhan atau menjelang hari Raya Idul Firtri nanti. Bahkan, masyarakat juga bisa menukarkan uang baru pecahan Rp 75.000. "Jadi kalau (memberi fitrah) Rp 10 ribu, Rp 20 ribu kekecilan, boleh ngasihnya yang Rp 75 ribu. Penukaran ada yang 75 (pecahan Rp 75.000). Berapapun (permintaan) kita penuhi," ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, ditemui kantor Bupati Boyolali usai menghadiri pembukaan pelatihan public speaking di Pendopo Pemkab Boyolali, Rabu (31/3/2021). Namun, penukaran uang baru untuk pecahan Rp 75.000 tersebut nantinya dibatasi per orangnya dalam setiap hari. Yaitu per-KTP hanya boleh menukarkan untuk 100 lembar per hari. "Satu hari satu KTP, boleh 100 lembar. Besok lagi boleh lagi 100 lembar lagi, besok lagi boleh lagi, monggo. Kita pokoknya tida