Langsung ke konten utama

Baca Dulu 8 Kabar Pasar Ini, Buat Panduan Cuan

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Semarang, PT KP Press - Bursa saham domestik terbenam di zona merah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/12/2021) meskipun pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih secara massif.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,83% ke level 6.547,11 dengan nilai transaksi Rp 11,54 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 543,77 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa ini (21/11/2021):

1.INA Kembali Borong Saham Mitratel, Kini Kuasai 5% Saham

Dana abadi Indonesia atau sovereign wealth fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA) kembali menambah kepemilikan saham di emiten menara telekomunikasi PT PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/12), INA membeli sebanyak 308.460.300 saham MTEL sepanjang periode 22 November 2021 sampai 13 Desember 2021.

Transaksi pembelian dilakukan sebanyak 16 kali selama 16 hari perdagangan yang berbeda, dengan rentang harga pembelian saham di Rp 765-793/unit.

Dengan ini, porsi kepemilikan INA di saham MTEL menjadi sebanyak 4.179.360.200 saham atau setara dengan 5% dari total saham perseroan.

2.Outlook 2022 IHSG ke 7.500, Ini Sektor Pilihan BRI-Danareksa

PT BRI Danareksa Sekuritas memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 7.300-7.500 poin. Pendorongnya sudah semakin percaya dirinya masyarakat dengan kondisi pandemi meski masih berlangsung.

Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Friderica Widyasari Dewi mengatakan pada periode awal Covid-19, kebijakan PSBB yang diterapkan oleh pemerintah berdampak pada kinerja pasar saham. Namun dengan penanganan dari segi perekonomian, indeks kembali menguat dari level terendahnya di tahun lalu.

"Kemudian, seiring dengan melandainya kurva pandemi, relaksasi pengetatan sosial juga mendongkrak kinerja pasar saham melebihi 20% selama periode relaksasi," kata Friderica dalam Webinar PP Kagama-Kafegama, Jumat (17/12/2021).

3.Sah! DOID Caplok Tambang Australia Rp 1,42 T

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), resmi mengakuisisi perusahaan tambang batu bara yang dimiliki Downer EDI Limited, Australia senilai US$ 99 juta atau sekitar Rp 1,42 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.365 per US$.

Transaksi akuisisi tersebut dilaksanakan pada 17 Desember 2021 melalui anak usaha perseroan yang dibentuk di Australia, BUMA Australia Pty. Ltd. (BUMA Australia), yang sahamnya dimiliki sebesar 100% oleh BUMA. Dengan transaksi ini, semua persyaratan dalam perjanjian bersyarat yang ditandatangani pada 11 Oktober 2021 kini telah terpenuhi.

Transaksi ini mencakup transfer atas aset, karyawan, liabilitas imbalan kerja, dan kontrak- kontrak Mining East dari Downer ke BUMA Australia telah selesai dengan mencerminkan biaya akuisisi sebesar A$139 juta, setara dengan US$99 juta.

4.Selama Pandemi, Garuda Sudah Rumahkan Hampir 2.500 Karyawan

Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah melakukan pengurangan sebanyak 2.491 karyawan dalam waktu hampir dua tahun terakhir. Hal ini menjadi salah satu bagian dari upaya perusahaan untuk perusahaan berhasil menurunkan cost menjadi signifikan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan setidaknya sudah terjadi pengurangan karyawan sebanyak 30,56%. Sedangkan dari cost, perusahaan sudah berhasil menurunkan menjadi US$ 6 juta pada September 2021 dari sebelumnya mencapai US$ 16 juta di Januari 2020.

"Jadi 2020 bulan Januari sampai November tahun ini kami sudah menurunkan jumlah pegawai 30,56% dari 7.891 pegawai menjadi 5.400-an pegawai," kata Irfan dalam public expose, Senin (20/12/2021).

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211221081630-17-300782/baca-dulu-8-kabar-pasar-ini-buat-panduan-cuan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...