Langsung ke konten utama

Bakal Ada Super Thursday, Rupiah Sudah Siap Mental?

Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Semarang, kontak perkasa futures - Rupiah sukses menguat dua hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin. Meski demikian, penguatan rupiah tipis, 0,07% saja di Rp 14.330/US$. Sepanjang perdagangan kemarin rupiah juga tidak banyak bergerak, hanya di rentang Rp 14.325/US$ hingga Rp 14.350/US$.

Pergerakan tersebut menjadi indikasi pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada Kamis dini hari waktu Indonesia, dan masih akan terjadi pada hari ini, Rabu (15/12).

Selain The Fed, ada bank sentral Jepang (BoJ), bank sentral Eropa (ECB), Bank Sentral Inggris (BoE), bank sentral Swiss (SNB) termasuk Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter di hari Kamis nanti, sehingga menjadi "Super Thursday"

The Fed diperkirakan akan mengumumkan mempercepat tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE), dan memberikan proyeksi suku bunga di tahun depan.

Pelaku pasar akan melihat seberapa agresif The Fed akan menormalisasi kebijakan moneternya.

Survei yang dilakukan Reuters menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan suku bunga akan dinaikkan pada kuartal III-2022, tetapi ada beberapa yang melihat kenaikan di kuartal I-2022 yang artinya dalam 3 bulan ke depan.

Survei tersebut dilakukan pada 3 sampai 8 Desember, dan menunjukkan The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5% di kuartal III-2022. Kemudian, akan ada 3 kali kenaikan lagi, yakni di kuartal IV-2022, serta kuartal I dan II-2023.

Suku bunga The Fed (Fed Funds Rate/FFR) akan berada di 1,25% - 1,5% pada akhir 2023.

Skenario kenaikan suku bunga dua hingga tiga kali di tahun depan sebenarnya sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, sehingga kemungkinan terjadi gejolak di pasar finansial global akan kecil.

Tetapi, ceritanya tentu akan berbeda jika The Fed menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Hasil survei Reuters menunjukkan sebanyak 16 orang ekonom melihat kenaikan suku bunga pertama akan dilakukan pada kuartal II-2022, sementara 5 ekonom memperkirakan kenaikan di kuartal I-2022.

Sebagai perbandingan, survei yang sama dilakukan satu bulan sebelumnya menunjukkan hanya 5 ekonom yang melihat suku bunga dinaikkan di kuartal II-2022, dan satu orang saja yang melihat kenaikan sekitar Januari - Maret 2022.

Selain The Fed, bank sentral Inggris (BoE) yang juga sudah mengungkapkan akan menaikkan suku bunga guna meredam inflasi. Pasar sebelumnya memperkirakan BoE akan menaikkan suku bunga di bulan November lalu, tetapi nyatanya Gubernur Andrew Bailey mempertahankannya di rekor terendah 0,1%.

Akibat keputusan mempertahankan suku bunga tersebut, Bailey diberi label "Unreliable Boyfriend" oleh pasar. Sebab sebelumnya memberikan sinyal kuat akan menaikkan suku bunga, tetapi nyatanya tidak.

"Unreliable Boyfriend" sebelumnya juga pernah disematkan ke pendahulu Bailey, yakni Mark Carney.

"Komunikasi yang menyedihkan dari BoE. Bailey pada dasarnya membuat kita bereskpektasi suku bunga akan naik, tetapi pada akhirnya memilih mempertahankan suku bunga," kata Peter Kinsella, kepala analis mata uang di bank UBP Swiss, sebagaimana diwartakan Reuters, Kamis (4/11).

Pada pengumuman kebijakan kali ini, ING memprediksi BoE masih akan mempertahankan suku bunganya, sebab lonjakan kasus penyakit virus corona varian Omicron yang menimbulkan banyak ketidakpastian.

ING memprediksi BoE baru akan menaikkan suku bunga pada Februari tahun depan, dan akan ada dua kali kenaikan di 2022.

Bank sentral lainnya yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis besok, termasuk BI, belum akan merubah kebijakannya. Tetapi bagaimana panduan kebijakan ke depannya akan memberikan dampak signifikan di pasar valuta asing.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211215055008-17-299342/bakal-ada-super-thursday-rupiah-sudah-siap-mental

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rupiah Perkasa & Menguat Tajam, Awas! Jangan Jumawa Dulu

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures -  Jebloknya indeks dolar Amerika Serikat (AS) membuat rupiah menguat tajam di awal perdagangan Selasa (27/7/2021). Meski demikian, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter di pekan ini tentunya membuat langkah rupiah tidak akan mudah. Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,21% ke Rp 14.450/US$, setelahnya penguatan terpangkas hingga tersisa 0,03% saja pada pukul 9:20 WIB.  Pergerakan tersebut membuktikan kehati-hatian pelaku pasar jelang pengumuman The Fed. Indeks dolar AS pada Senin kemarin merosot 0,28%, dan berlanjut 0,1% pagi ini. Tetapi, sewaktu-waktu dolar AS bisa berbalik menguat, sebab di pasar saat ini pendapatan mengenai tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset ( quantitative easing /QE) The Fed masih terbelah, belum ada suara yang dominan. Ada analis yang memprediksi The Fed akan memberikan panduan tapering di pekan ini, yang lainn

Begini Cerita Lengkap Soal OJK Larang Bank Jual Unit Link

  Semarang, kontak Perkasa Futures - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara tegas menyebutkan akan menindak tegas perusahaan asuransi yang tak menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya. Salah satu langkah yang akan diambil adalah melakukan pelarangan penjualan produk unitlink di bank-bank. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan langkah ini merupakan bagian dari perlindungan konsumen yang dilakukan otoritas. Diharapkan dengan adanya tindak tegas ini pelaku jasa keuangan tak melakukan pelanggaran. "OJK juga melakukan penyempurnaan regulasi mengenai Unit Link, termasuk akan menindak tegas pelaku usaha jasa keuangan yang melanggar, dan melarang Bank menjual Unit Link dari perusahaan asuransi yang masih belum menyelesaikan sengketa dengan nasabahnya," kata Anto dalam dalam postingan instagram OJK, Kamis (3/2/2022). Dia menyebutkan, mengacu pada ketentuan di POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuanga

Teror di Mabes Polri Bisa Ganggu Kepercayaan Investor

PT Kontakperkasa Futures - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia ( BI ) Solo akan melayani masyarakat yang menukarkan uang pecahan baru saat Ramadhan atau menjelang hari Raya Idul Firtri nanti. Bahkan, masyarakat juga bisa menukarkan uang baru pecahan Rp 75.000. "Jadi kalau (memberi fitrah) Rp 10 ribu, Rp 20 ribu kekecilan, boleh ngasihnya yang Rp 75 ribu. Penukaran ada yang 75 (pecahan Rp 75.000). Berapapun (permintaan) kita penuhi," ujar Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, ditemui kantor Bupati Boyolali usai menghadiri pembukaan pelatihan public speaking di Pendopo Pemkab Boyolali, Rabu (31/3/2021). Namun, penukaran uang baru untuk pecahan Rp 75.000 tersebut nantinya dibatasi per orangnya dalam setiap hari. Yaitu per-KTP hanya boleh menukarkan untuk 100 lembar per hari. "Satu hari satu KTP, boleh 100 lembar. Besok lagi boleh lagi 100 lembar lagi, besok lagi boleh lagi, monggo. Kita pokoknya tida