Langsung ke konten utama

Harap Sabar! Dua Hari Ambles, IHSG Masih Dihantui Kabar Buruk

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Tekanan bertubi-tubi datang dari eksternal. Setelah virus corona varian Omicron, kini sentimen negatif datang dari Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed yang membuat pasar modal Indonesia kembali tidak berdaya di awal Desember ini.

Pada Rabu kemarin (1/12/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah, setelah sempat menguat pada awal sesi perdagangan. Sementara, rupiah sudah delapan hari tidak pernah menguat di hadapan dolar , rinciannya enam kali melemah dua kali stagnan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,40% ke level 6.507,68. Ini melanjutkan pelemahan 1,13% yang dialami pada perdagangan Selasa (30/11/2021).

Data perdagangan Rabu mencatat 174 saham menguat, 371 saham melemah dan 122 stagnan. Nilai transaksi hampir tembus Rp 16,09 triliun dan asing net sell Rp 559,42 miliar di pasar reguler.

IHSG justru melemah ketika mayoritas bursa saham utama Asia menguat. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,41% ke level 27.935,62, Hang Seng Hong Kong melesat 0,78% ke 23.658,92.

Kemudian, indeks Shanghai Composite China bertambah terapresiasi 0,36% ke 3.576,89. Straits Times Singapura melonjak 1,87% ke 3.098,25, dan KOSPI Korea Selatan meroket 2,14% ke 2.899,72.

Sementara, melansir data Refinitiv, pada Rabu kemarin, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,09%, dan membengkak hingga 0,28% ke Rp 14.360/US$. Setelahnya, rupiah berhasil memangkas pelemahan hingga berakhir di Rp 14.340/US$.

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bisa mempercepat laju tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

"Saat ini perekonomian sangat kuat dan inflasi juga sangat tinggi, oleh karena itu menurut pandangan saya akan tepat jika mempertimbangkan menyelesaikan tapering lebih cepat, mungkin beberapa bulan lebih awal," kata Powell di hadapan Senat AS, sebagaimana diwartakan CNBC International, Selasa (30/11).

The Fed melakukan tapering sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya mulai November lalu. Dengan nilai QE sebesar US$ 120 miliar, butuh waktu delap bulan untuk menyelesaikannya. Artinya, tapering akan berakhir pada bulan Juni tahun depan.

Pasar masih kalem merespon tapering tersebut, tidak terjadi gejolak di pasar finansial seperti pada tahun 2013, yang disebut taper tantrum. Sebabnya, Powell sudah memberikan indikasi akan melakukan tapering sejak awal tahun ini, sehingga pasar lebih siap. Rupiah pun masih sempat menguat saat tapering dimulai bulan lalu.

Tetapi, percepatan tapering menjadi kejutan bagi pasar yang berisiko menimbulkan gejolak. Apalagi ketika tapering dipercepat, ada peluang The Fed juga menaikkan suku bunga lebih awal.

Beberapa pejabat elit The Fed dalam beberapa pekan terakhir memang banyak mendorong untuk mempercepat laju tapering. Tetapi, Powell diperkirakan tidak akan se-hawkish itu. Nyatanya, Powell juga bersikap sama, yang membuat pelaku pasar terkejut.

"Semua orang terkejut dengan sikap Powell yang menjadi hawkish. The Fed kini kemungkinan akan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, sebagaimana dilansir CNBC Internationa.

Sementara itu dari dalam negeri ada sedikit kabar gembira. Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin melaporkan angka inflasi Indonesia periode November 2021. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi pasar.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan terjadi inflasi 0,37% pada November 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Dibandingkan November 2020 (year-on-year/yoy), laju inflasi adalah 1,75%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan sebesar 0,31%. Sementara inflasi tahunan diperkirakan 1,7%.

Selain itu BPS juga melaporkan inflasi inti tumbuh 1,44% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 1,33%. Inflasi inti berisi kelompok barang dan jasa yang harganya susah naik-turun, persisten.

Kenaikan inflasi inti bisa menjadi indikasi membaiknya daya beli masyarakat. Hal tersebut memberikan sentimen positif ke rupiah yang membuatnya mampu memangkas pelemahan.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211202000426-17-295961/harap-sabar-dua-hari-ambles-ihsg-masih-dihantui-kabar-buruk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...