Semarang, PT Kontak perkasa - Tren negatif rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut. Sepanjang pekan ini hingga Kamis kemarin rupiah belum pernah mencatat penguatan.
Di awal perdagangan Kamis, rupiah sebenarnya mampu menguat cukup tajam 0,18%, tetapi tidak lama langsung berbalik melemah hingga berakhir di Rp 14.265/US$. Rupiah mencatat pelemahan 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Pada perdagangan terakhir pekan ini dan tahun 2021, Jumat (3/12),
peluang rupiah menguat masih terbuka, meski agak berat. Sebab indeks
dolar AS kembali kembali menguat.
Selain itu pelaku pasar akan melihat data aktivitas manufaktur China yang dilihat dari purchasing managers' index
(PMI) bulan Desember. Di bulan lalu, PMI manufaktur China sebesar 50,1
mengalami ekspansi pertama setelah terkontraksi dalam dua bulan
beruntun.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atasnya berarti ekspansi, sementara di bawahnya kontraksi.
Jika sektor manufaktur China mampu mempertahankan atau menambah ekspansi, maka akan menjadi sentimen positif bagi rupiah dan mata uang Asia lainnya.
Rupiah sudah bisa dipastikan akan mencatat pelemahan melawan dolar AS di tahun ini. Meski demikian, kinerja rupiah tidak buruk. Sepanjang tahun ini hingga Kamis kemarin, dolar AS hanya mampu menguat 1,6% saja melawan rupiah.
Dengan kinerja tersebut, rupiah untuk sementara berada di urutan ketiga mata uang utama terbaik di Asia. Rupiah bersaing ketat dengan rupee India yang melemah 1,87%.
Sementara itu yuan China menjadi yang terbaik setelah mampu membuat dolar AS melemah lebih dari 2%. Di urutan kedua ada dolar Taiwan.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia sepanjang tahun ini hingga Kamis kemarin.
|
Secara teknikal, pelemahan rupiah lagi-lagi ditahan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/ MA 50) di kisaran Rp 14.270/US$ hingga Rp 14.280/US$. Artinya, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih bertahan di bawah tiga MA, yang tentunya membuka peluang untuk menguat.
Selama mampu bertahan di bawah MA 50, rupiah berpeluang menguat menguji kembali Rp 14.230/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang rupiah ke Rp 14.200/US$.
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv |
Tetapi patut diwaspadai koreksi yang bisa menerpa rupiah. Sebab, indikator Stochastic sudah dekat dengan wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Jika MA 50 ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 14.300/US$ hingga Rp 14.320/US$.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20211231072406-17-303446/laga-terakhir-di-2021-bisa-berpesta-rupiah
Komentar
Posting Komentar