Langsung ke konten utama

Terlihat dari Luar Angkasa, Astronot Khawatir Kondisi Bumi!

 Penampakan bumi dari Luar Angkasa (Astro_Megan via Space_Station)

Semarang, PT KP Press - Astronot NASA, Megan McArthur mengaku sedih melihat keadaan Bumi dari stasiun luar angkasa International Space Station (ISS). Ini disebabkan karena kasus kebakaran yang terjadi di beberapa titik beberapa waktu lalu.

Kejadian kebakaran hutan tersebut bahkan bisa terlihat dengan jelas dari luar angkasa. Menurutnya banyak ilmuwan telah memperingatkan hal tersebut.

"Kami sangat sedih melihat kebakaran di sebagian besar Bumi, bukan hanya Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini," ujar Megan McAthur dalam wawancaranya dengan Insider dan dikutip dari Futurism, Kamis (9/12/2021).

"Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk menghadapi ini dan mengatasi tantangan tersebut."

Hasil citra satelit memperlihatkan kebakaran hutan terjadi di sejumlah wilayah di Bumi. Mulai dari Siberia, Yunani, dan Spanyol hingga ke Pacific Northwest.

Turki sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Sementara Amerika Serikat (AS) berjuang melakukan perekrutan petugas pemadam kebakaran agar bisa mengatasi masalah kebakaran hutan.

Bahkan di hutan hujan Amazon Brasil terancam deforestasi. Riset Dr Simon Evans dari Carbon Brief mengungkapkan ancaman ini sudah terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Deforestasi atau penggundulan hutan dilakukan untuk lahan bisa dialihfungsikan. Misalnya untuk pertanian, peternakan, dan kawasan tinggal atau perkotaan.

Di Brasil, penggundulan hutan terjadi untuk membuka lahan yakni menanam tanaman komersial seperti karet, gula dan tembakau. Pada paruh terakhir abad ke-20 menciptakan peternakan sapi, perkebunan untuk skala industri seperti kedelai, kelapa sawit serta penebangan.

Pengurangan lahan juga terlihat di sana dalam sebuah foto udara. Ini membuat Amazon melepaskan lebih banyak Co2 dibandingkan yang diserapnya selama 10 tahun terakhir.

Menurut peneliti, 40% hutan hujan Amazon bisa berubah menjadi lanskap sabana yang lebih kering apabila tingkat hujan terus menurun yang disebabkan perubahan iklim. Sabana adalah ekosistem dengan ciri lebih sedikit tutupan pohon dan didominasi oleh padang rumput.

Sabana juga cenderung berada di daerah dengan iklim sedang dan curah hujan lebih sedikit dibandingkan yang diperlukan oleh hutan hujan.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211209071008-37-297819/terlihat-dari-luar-angkasa-astronot-khawatir-kondisi-bumi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Tambang Batu Bara di Kaltara Mau IPO, Cek Profil-Jadwalnya!

  Semarang, PT Kontak Perkasa Futures - Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara, PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), berencana melakukan penawaran umum perdana saham ( initial public offering /IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan bersiap melepas sebanyak-banyaknya 355.560.000 saham baru atau sebanyak-banyaknya 10% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh. Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di e-IPO, penawaran awal saham MCOL dilakukan dengan rentang harga Rp 1.420 - Rp 1.600 per saham. Dengan demikian dalam IPO ini target dana antara Rp 504,89 miliar hingga Rp 568,89 miliar. Dalam IPO ini, MCOL memberikan mandat kepada PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Saat ini perseroan sedang menggelar masa penawaran awal ( book building ) pada 28 Juli -16 Agustus, dengan perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan bisa dikantongi pada 30 Agustus mendatang...

Inggris Say Goodbye to Covid-19, Indonesia Juga?

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - Setelah dua tahun bergumul dengan pandemi virus corona ( Coronavirus Disease-2019 /Covid-19), Inggris akhirnya sudah muak. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson memutuskan untuk mencabut segala bentuk pembatasan sosial ( sosial distancing ) di Negeri John Bull. Inggris berdamai dengan virus corona. Negeri itu siap hidup berdampingan. Berbicara di hadapan Parlemen Senin (21/2/2022) malam waktu Indonesia, PM dari Partai Konservatif itu memaparkan peta jalan ( road map ) untuk mengakhiri pembatasan sosial dan hidup dengan Covid-19. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara (yang merupakan bagian dari Inggris Raya) boleh menerapkan kebijakan sendiri. "Covid-19 tidak hilang begitu saja, pemerintah tetap akan memantau berbagai mutasi varian yang mungkin saja berbahaya. Hari ini bukan harinya mendekralarasikan kemenangan terhadap Covid-19, karena virusnya belum pergi," papar Johnson, seperti dikutip dari Reut...