Langsung ke konten utama

Santa Claus Rally Lanjut, IHSG Siap Terbang Tinggi Lagi!

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia/ IHSG, Senin (22/11/2021) (CNBC Indonesia/Muhammad sabki)

Semarang, PT KP Press - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan perdana 2022 dengan impresif setelah melesat 1,27% ke 6.665,308 kemarin. Laju kenaikan tersebut berpeluang berlanjut pada perdagangan Selasa (4/1) melihat bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang disebut Wall Street melanjutkan Santa Claus Rally pada perdagangan Senin waktu setempat.

Indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, sementara Nasdaq melesat 1,2%.

Kenaikan tersebut tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia pada perdagangan hari ini.

Santa Claus Rally merupakan momen spesifik, di aman ada kecenderungan Wall Street akan mengalami kenaikan di 5 hari terakhir perdagangan setiap tahunnya, dan berlanjut di 2 hari pertama tahun yang baru.

Artinya, Santa Rally di Amerika Serikat akan dimulai Senin (27/12) kemarin, dan berakhir pada 4 Januari 2022.

Meski demikian, ada kabar kurang baik dari China, kasus sektor properti bisa memberikan sentimen negatif ke pergerakan pasar saham.

Secara teknikal, penguatan tajam kemarin membuat IHSG sukses menembus rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), di kisaran 6.600 hingga 6.615 yang merupakan resisten kuat masih menahan kenaikan IHSG di pekan terakhir 2021. Dalam 3 hari perdagangan terakhir pekan lalu, IHSG selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya.

Jika mampu bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat ke kisaran 6.690 yang menjadi resisten terdekat. Level tersebut juga merupakan ekor (tail) pola Shooting Star yang terbentuk pada 13 Desember 2020 lalu.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv 

Penembusan konsisten ke atas level tersebut akan memberikan tenaga bagi IHSG untuk menguat menuju 6.750. Level tersebut juga merupakan tail pola Shooting Star yang muncul pada Kamis (25/11).

Pola Shooting Star merupakan sinyal reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Sehingga kemampuan melewati tail akan menghilangkan tekanan.

Meski demikian, indikator Stochastic kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam, sehingga ada risiko koreksi.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

MA 50 kini menjadi support terdekat, jika dilewati IHSG berisiko turun turun lebih dalam.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220104071254-17-304324/santa-claus-rally-lanjut-ihsg-siap-terbang-tinggi-lagi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...