Semarang, PT KP Press - Harga batu bara naik lagi. Dengan demikian, harga si batu hitam berhasil membukukan kenaikan selama dua ari perdagangan beruntun.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup d US$ 220/ton. Naik 2,35% dari posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kenaikan ini membuat harga batu bara bertambah dalam dua hari berturut-turut. Selama da hari itu, harga melesat 6,74%.
Tren kenaikan harga batu bara belum terhenti. Sejak akhir 2021 (year-to-date), harga melambung nyaris 45%.
Clyde Russell, Kolumnis Reuters, menilai lonjakan harga batu bara disebabkan oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang ekspor. Pada awal tahun, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menyetop ekspor selama sebulan untuk memastikan persediaan batu bara di pembangkit listrik nasional yang kritis.
Masalahnya, Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar dunia. Selama pasokan dari Indonesia seret, belum ada negara lain yang bisa menggantikan.
"Pasar masih kekurangan beberapa juta ton pada Januari dan Februari karena butuh waktu bagi pasokan dari Indonesia untuk kembali ke level normal. Eksportir lain seperti Rusia dan Afrika Selatan tidak mampu meningkatkan pasokan. Hanya Australia yang bisa," tulis Russell.
Namun, tambah Russell, batu bara dari Negeri Kanguru kebanyakan adalah jenis kokas (coking coal) yang digunakan dalam pembuatan baja. Bukan batu bara termal untuk pembangkit listrik.
Sejak awal tahun, lanjut Russell, Indonesia baru mengirim sekitar 17,7 juta ton batu bara. Jumlah ini masih 43% di bawah ekspor Desember 2021 yang mencapai 31,29 juta ton.
Sementara ekspor Rusia diperkirakan hanya 9,7 juta ton bulan ini, turun dibandingkan bulan lalu yang sebesar 13,23 juta ton. Demikian pula ekspor Afrika Selatan, yang turun menjadi 4,5 juta ton dari 5,43 juta ton.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220125064537-17-310110/soal-batu-bara-indonesia-raja-dunia
Komentar
Posting Komentar