Semarang, kontak perkasa Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,56% di level 6.655,83 pada perdagangan sesi pertama, Senin (17/1/2022).
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat 0,27% dan tembus level 6.711,41. Indeks sempat naik dan menyentuh level tertingginya pada perdagangan intraday di 6.711,82.
Setelah menyentuh level tertinggi, IHSG cenderung ambles dan sempat menyentuh level terendahnya di 6.649,81.
Saat IHSG melemah, tercatat sebanyak 215 saham menguat, 287 saham melemah dan 166 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 5,8 triliun dan asing net buy di pasar reguler sebesar Rp 192,5 miliar.
Untuk perdagangan hari ini, ada beberapa sentimen yang patut menjadi cermatan investor. Pertama datang dari perkembangan pasar keuangan global terutama Wall Street.
Indeks saham Bursa New York mengakhiri perdagangan pekan lalu dengan kinerja yang variatif. Indeks Dow Jones Industrial tercatat melemah 0,56%.
Berbeda nasib dengan Dow Jones Industrial, indeks S&P 500 menguat tipis 0,08% sedangkan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan apresiasi sebesar 0,59%.
Dari dalam negeri ada rilis data ekonomi berupa neraca dagang Indonesia bulan Desember 2021 dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Ekspor Indonesia pada Desember 2021 tercatat tumbuh 35,3% yoy dan impor naik 47,93% yoy sehingga neraca dagang mencatatkan surplus sebesar US$ 1,02 miliar.
Ketiga indikator di atas meleset dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dengan perkiraan ekspor serta impor tumbuh di 40,3% yoy dan 39,7% yoy di mana neraca dagang diperkirakan surplus US$ 3,05 miliar.
Selain itu kabar datang dari ekonomi China yang tumbuh 8,1% yoy pada 2021, di bawah ekspektasi pasar 8,4%. Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 4% yoy pada kuartal IV-2021 lebih tinggi dari konsensus pasar di 3,6% yoy.
Untuk melihat arah pergerakan IHSG di sesi II, berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Foto: Putra
Sesi II IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per-jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan di sesi I, IHSG sudah berada di bawah level supportnya di 6.658. Level support selanjutnya IHSG berada di 6.623.
Sedangkan untuk membentuk tren naik IHSG perlu menembus level resisten terdekat di 6.693 dan selanjutnya di level psikologis 6.700.
Apabila melihat indikator Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan tekanan jual yang meningkat, maka peluang IHSG melemah masih terbuka.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 48,93.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah hampir memotong garis EMA 26.
Di sisi lain bar histogram indikator MACD juga masih di teritori positif tetapi cenderung turun. Hal ini mengkonfirmasi bahwa peluang kenaikan IHSG sepertinya cenderung terbatas.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220117124307-17-307924/tembus-level-support-waspada-ihsg-bisa-balik-ke-6623-sesi-2
Komentar
Posting Komentar