Semarang, PT Kontak Perkasa - Perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan memasuki tahun 2022 yang membuat nilai tukar rupiah perlahan kembali perkasa. Dolar Australia yang sebelumnya melesat hingga mendekati Rp 10.400/AU$ kini dibuat turun dalam 3 hari beruntun.
Pada perdagangan Senin (14/2) pukul 11:20 WIB, dolar Australia berada di kisaran Rp 10.197/AU$, merosot 0,41% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, dolar Australia turun masing-masing 0,35% dan 0,3%.
Bank Indonesia (BI) hari ini melaporkan penjualan ritel bulan Desember lalu melesat 13,8% year-on-year (yoy), lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 10,8% (yoy).
"Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada subkelompok Sandang dan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, didorong meningkatnya permintaan selama perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru," tulis BI dalam keterangan resminya hari ini.
Selain itu di bulan Januari, penjualan ritel juga diprediksi masih akan terakselerasi menjadi 16% (yoy).
"Kinerja penjualan eceran Januari 2022 diprakirakan terus meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2022 sebesar 211,0 atau tumbuh secara tahunan 16,0% (yoy), didorong perbaikan kinerja penjualan eceran seluruh kelompok komoditas, terutama Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan tetap tingginya pertumbuhan subkelompok Sandang," tulis BI.
Proyeksi peningkatan penjualan tersebut juga sejalan dengan peningkatan aktivitas sektor manufaktur pada bulan lalu.
IHS Markit di awal bulan ini melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur di bulan Januari sebesar 53,7, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 53,5.
PMI manufaktur menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 berarti kontraksi, di atasnya adalah ekspansi.
Artinya, di awal tahun ini sektor manufaktur Indonesia meningkatkan ekspansinya, yang tentunya berdampak positif bagi perekonomian.
Kabar baiknya lagi, permintaan mengalami peningkatan signifikan sehingga sektor manufaktur merekrut tenaga kerja.
"Menurut data terkini PMI Manufaktur Indonesia IHS Markit, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal 2022. Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Sementara itu kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik," kata Jingyi Pan, Economics Associate Director IHS Markit.
Selain itu, menurut Pan, masalah rantai pasokan yang memicu inflasi perlahan sudah mulai teratasi.
"Waktu pengiriman dari pemasok tercatat jauh lebih baik, yang juga merupakan tanda positif. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada," ungkapnya.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220214113045-17-315151/penjualan-ritel-ri-melesat-14-rupiah-libas-dolar-australia
Komentar
Posting Komentar