Semarang, PT Kontak Perkasa - Perang Rusia-Ukraina yang hampir berlangsung sebulan memberi dampak yang besar terhadap pergerakan ekonomi global.
Status Rusia dan Ukraina sebagai salah satu lumbung pangan dan energi dunia menjadi salah satu faktor mengapa konflik kedua negara begitu mempengaruhi harga-harga komoditas dan laju perdagangan global. IHS Markit mencatat, sejak konflik meletus pada 25 Februari lalu, Indeks Harga Material (MPI) melompat 8% pada minggu pertama Maret, lompatan terbesar dalam sepekan.
Pada Senin (7/3/2022), minyak mentah jenisbrent meroket hingga nyaris menembus US$ 140/barel, tepatnya US$ 139,13/barel. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir, tepatnya sejak 15 Juli 2008. Harga energi berperan besar dalam perdagangan barang dan jasa sehingga mempengaruhi biaya input perusahaan dari bahan baku hingga transportasi.
Pengaruh perang Rusia-Ukraina ke beberapa negara tentu saja berbeda
tergantung seberapa besar negara tersebut memiliki hubungan ekonomi
dengan kedua negara. Eropa akan sangat terdampak dari sisi harga energi
sementara Indonesia bisa terdampak dari naiknya harga gandum mengingat
Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar Indonesia.
Rusia dan Ukraina memasok 25,6% pasar ekspor gandum di dunia dan sebesar 13% untuk jagung. Beberapa analis menyebut dampak perang Rusia dan Ukraina akan mirip dengan krisis yang dihadapi dunia pada 1973-1974 saat perang Arab-Israel meletus.
Saat itu, negara-negara Arab yang menjadi produsen minyak memulai embargo minyak mereka terhadap Amerika, Inggris, dan negara-negara lain yang menjual minyak kepada Israel. Embargo dilakukan karena negara-negara tersebut dinilai telah memberikan bantuan militer kepada Israel.
Konflik Rusia-Ukraina juga diperkirakan akan menurunkan perdagangan global yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Sejumlah lembaga sudah ramai-ramai memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini menyusul serangan Rusia ke Ukraina.
Fitch Ratings menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 0,7% menjadi 3,5%. Untuk wilayah Amerika Serikat pertumbuhan bisa terkoreksi 0,2% menjadi 3,5%.
Economist Intelligence Unit memproyeksi pertumbuhan global akan turun 0,5% menjadi 3,4% dari 3,9%. OECD juga memperkirakan perang Rusia-Ukraina akan menurunkan pertumbuhan global tahun ini hingga 1% dari proyeksi awal mereka sebesar 4,5%.
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20220324081747-17-325511/perang-rusia-ukraina-bikin-susah-dunia-ini-buktinya
Komentar
Posting Komentar