Langsung ke konten utama


Emas Menguat Menjelang Rilis CPI AS, Pasar Tunggu Keputusan The Fed

Harga emas dunia terkonsolidasi mendekati rekor tertinggi, bergerak di kisaran US$3.620 – US$3.640 per ons setelah sebelumnya sempat melonjak akibat data Producer Price Index (PPI) AS yang lebih lemah dari perkiraan. Saat ini, pasar menunggu rilis Consumer Price Index (CPI) AS pada malam ini waktu Indonesia, yang akan menjadi penentu utama arah kebijakan Federal Reserve (The Fed) pekan depan. Ekspektasi dasar pasar adalah pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps).

Ekspektasi The Fed Dorong Harga Emas

Pemangkasan suku bunga umumnya menjadi katalis positif bagi emas karena menurunkan biaya peluang dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil. Hal ini membuat emas lebih menarik sebagai instrumen lindung nilai, terutama di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.

Selain faktor kebijakan moneter, penguatan harga emas juga ditopang oleh pembelian bank sentral, meningkatnya arus masuk ke Exchange Traded Fund (ETF), serta ketidakpastian geopolitik yang mendorong investor mencari aset aman. Meski demikian, tanda-tanda kondisi overbought mulai terlihat, sehingga rilis data inflasi yang lebih panas berpotensi memperkuat dolar AS dan imbal hasil obligasi, yang bisa memicu koreksi jangka pendek pada emas.

Level Teknis Penting yang Perlu Dicermati

Secara teknikal, harga emas kini berada di level US$3.636 per ons. Area US$3.600 menjadi support terdekat yang harus dijaga, sementara level US$3.670 menjadi area resistance yang bertepatan dengan rekor tertinggi sebelumnya. Jika rilis CPI lebih rendah dari ekspektasi, peluang emas untuk menguji kembali rekor tersebut terbuka lebar.

  • Buy jika harga bergerak di kisaran US$3.641

  • Sell jika harga bergerak di kisaran US$3.631

Resistance 2: US$3.651
Resistance 1: US$3.646
Support 1: US$3.629
Support 2: US$3.624

Prospek Emas dalam Jangka Pendek

Fundamental masih mendukung tren bullish emas, namun dinamika inflasi AS menjadi faktor penentu arah berikutnya. Jika CPI menunjukkan pelonggaran, The Fed kemungkinan lebih agresif dalam pemangkasan suku bunga, sehingga membuka ruang kenaikan emas lebih lanjut. Sebaliknya, data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan bisa memperkuat dolar dan menekan harga emas di jangka pendek.

Di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian, emas tetap menjadi salah satu aset paling diminati untuk diversifikasi portofolio dan lindung nilai terhadap risiko makroekonomi.

DISCLAIMER
Artikel ini hanya bersifat analisis dan bukan merupakan rekomendasi pasti. Investor disarankan untuk memperhatikan perkembangan fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan investasi.



Source: Newsmaker.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...