Langsung ke konten utama

Bank of Japan Berhati-hati, Akankah Pengetatan Pembelian JGB Dikurangi?

Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek di level 0,5% setelah menuntaskan tinjauan kebijakan moneter dua hari pada Selasa mendatang. Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati bank sentral Jepang dalam menjaga stabilitas pasar keuangan di tengah ketidakpastian global dan tekanan inflasi yang masih moderat.

Tanpa adanya proyeksi ekonomi kuartalan yang baru, perhatian investor dan pelaku pasar kini tertuju pada arah kebijakan BoJ terkait pengurangan pembelian obligasi pemerintah Jepang (Japanese Government Bonds atau JGB). Langkah tapering ini menjadi fokus utama karena berpotensi memengaruhi likuiditas pasar dan pergerakan imbal hasil obligasi Jepang.

Para analis menilai bahwa BoJ kemungkinan akan menahan diri untuk tidak melakukan pengetatan lebih lanjut hingga terdapat sinyal yang lebih kuat mengenai stabilitas inflasi domestik. Meskipun inflasi Jepang telah meningkat di atas target 2% selama beberapa bulan terakhir, BoJ masih menilai tekanan harga tersebut bersifat sementara dan belum cukup kuat untuk mendukung kenaikan suku bunga berikutnya.

Di sisi lain, pernyataan resmi yang akan dikeluarkan BoJ berpotensi memberikan petunjuk mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya. Jika bank sentral menunjukkan nada yang lebih hawkish atau memberikan sinyal bahwa langkah normalisasi kebijakan akan dipercepat, hal ini dapat memicu penguatan Yen Jepang (JPY) secara signifikan. Namun, apabila BoJ menegaskan sikap dovish dengan menunda kenaikan suku bunga lebih lama, JPY justru berisiko melemah akibat perbedaan suku bunga dengan dolar AS yang tetap tinggi.

Kebijakan pembelian obligasi BoJ selama ini berfungsi sebagai instrumen utama untuk menjaga stabilitas imbal hasil jangka panjang dan mendukung biaya pinjaman yang rendah. Oleh karena itu, setiap indikasi pengurangan pembelian JGB akan menjadi titik balik penting dalam arah kebijakan moneter Jepang.

Pasar keuangan kini bersiap menghadapi potensi volatilitas tinggi pada Yen setelah pengumuman kebijakan BoJ. Keputusan bank sentral mengenai JGB dan arah suku bunga diperkirakan akan menjadi faktor penentu utama dalam pergerakan nilai tukar serta sentimen investor terhadap aset Jepang dalam waktu dekat.

Source: FXStreet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Batu Bara Sampai Emas Meroket di Kuartal I, RI Makin Kaya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures -  Harga komoditas global melonjak sepanjang kuartal I-2022. Eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina jadi tema utama penguatan harga-harga hasil bumi tersebut.  Bahkan hingga mengukir rekor harga baru.  Batu bara jadi juara komoditas dengan kenaikan 66,1% sepanjang kuartal I-2022. Sementara emas jadi paling bontot dengan kenaikan 5,2% sepanjang kuartal pertama 2022.  Lonjakan harga komoditas juga menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen hasil bumi utama dunia. Indonesia pun bisa mendapatkan pundi-pundi dari perdagangan ekspor yang mayoritas andalannya merupakan barang komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, tembaga, dan lain-lain.  Batu Bara Harga batu bara terdorong oleh kekhawatiran pasar atas sanksi Rusia oleh negara barat dengan "mendepaknya" dari sistem keuangan internasional. H arga batu bara sempat me...