Langsung ke konten utama

 Emas Tertekan Jelang Rilis Data PCE dan Ancaman Tarif Baru AS

Harga emas (XAU/USD) mulai terkoreksi dari rekor tertinggi yang baru saja dicapai, kini berada di level $2.800,93 per ons, seiring aksi ambil untung yang masih berlangsung di pasar. Tekanan jual semakin kuat setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menegaskan akan menerapkan tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, mulai Sabtu mendatang. Trump juga mengancam memberlakukan tarif hingga 100% terhadap negara-negara BRICS jika berupaya mengganti dominasi Dolar AS dengan mata uang baru dalam perdagangan internasional.

Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran akan perang dagang baru yang berpotensi memperburuk inflasi global. Lonjakan harga barang konsumsi dan produksi di AS dapat menekan daya beli sekaligus meningkatkan biaya produksi, menciptakan tekanan tambahan pada perekonomian. Dalam situasi seperti ini, emas biasanya berfungsi sebagai aset lindung nilai. Namun, ancaman tarif justru menjadi hambatan bagi reli emas karena ketidakpastian arah kebijakan perdagangan dapat menahan minat investor.

Dari sisi data ekonomi, fokus pasar kini tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumsi Pribadi (PCE) untuk Desember, yang merupakan indikator inflasi pilihan utama Federal Reserve. Data ini sangat penting karena akan menjadi acuan bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter berikutnya. Ekspektasi pasar memperkirakan angka inflasi PCE akan tetap stabil atau bahkan sedikit lebih tinggi, yang dapat memperkuat pandangan bahwa suku bunga perlu dipertahankan lebih lama pada level tinggi.

Dengan kombinasi faktor geopolitik dan data inflasi yang akan segera dirilis, harga emas diperkirakan masih berada dalam fase sensitif. Jika data PCE menunjukkan inflasi lebih panas dari perkiraan, maka tekanan pada emas bisa semakin besar karena peluang penundaan pemangkasan suku bunga The Fed semakin tinggi. Namun, di sisi lain, ketidakpastian perdagangan global tetap menjadi alasan kuat bagi investor untuk menjaga eksposur mereka pada emas sebagai aset safe haven jangka menengah.


Source: FXStreet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...