Langsung ke konten utama

AUD/USD Bertahan di Bawah 0,6600 Tertekan Tarif Trump dan Data China yang Lemah


Pasangan mata uang AUD/USD terus berada dalam tekanan jual di sekitar 0,6580 pada sesi Asia awal Senin. Kombinasi data ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan serta ancaman tarif baru dari Donald Trump menekan kinerja dolar Australia (AUD) yang dikenal sebagai mata uang proksi China. Dalam pekan ini, fokus pasar akan tertuju pada rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) AS bulan Oktober dan data ketenagakerjaan Australia yang berpotensi menjadi pemicu volatilitas berikutnya.

Data inflasi Tiongkok menunjukkan perlambatan yang semakin terasa. CPI hanya naik pada laju paling lambat dalam empat bulan selama Oktober, sementara deflasi harga produsen (PPI) semakin dalam. Angka tersebut dipublikasikan oleh Biro Statistik Nasional China pada Sabtu lalu. Situasi ini mencerminkan lemahnya permintaan domestik yang masih tertekan oleh krisis properti, sehingga memukul kepercayaan bisnis dan konsumen. Di saat yang sama, proposal Trump untuk kembali menaikkan tarif atas barang-barang asal Tiongkok semakin menambah tekanan pada AUD, mengingat ketergantungan Australia pada hubungan dagang dengan negeri tersebut.

Dari sisi Amerika Serikat, data sentimen konsumen dari University of Michigan menunjukkan perbaikan yang solid. Indeks Sentimen Konsumen awal November naik menjadi 73,0 dari 70,5 pada Oktober, melampaui ekspektasi pasar yang berkisar 71,0. Laporan yang positif ini memberi dukungan tambahan bagi penguatan dolar AS karena menunjukkan ketahanan konsumsi rumah tangga di tengah ketidakpastian ekonomi.

Pasar kini memperkirakan kebijakan Federal Reserve (Fed) akan cenderung kurang dovish, terutama jika Trump benar-benar merealisasikan ancamannya untuk mengenakan tarif besar-besaran. Kebijakan tersebut dapat memicu tekanan inflasi tambahan, membuat Fed lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga. Ekspektasi ini memberikan dorongan lebih lanjut bagi USD dan menjaga AUD/USD tetap dalam tren melemah.

Dengan sejumlah katalis utama yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan, dinamika AUD/USD berpotensi tetap bergejolak. Data CPI AS dan angka ketenagakerjaan Australia menjadi kunci yang menentukan apakah pasangan ini akan mampu keluar dari tekanan atau justru melanjutkan pelemahannya di bawah level 0,6600.


Source: FXStreet

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...