Langsung ke konten utama

OPEC+ Tambah Produksi, Namun Ketidakpastian Besar Masih Membayangi Pasar Minyak Global


Keputusan OPEC+ untuk menaikkan produksi minyak sebesar 547.000 barel per hari mulai September menandai berakhirnya pemangkasan dua tahun yang sebelumnya dirancang untuk menahan kejatuhan harga dan menyeimbangkan pasar global. Langkah ini diposisikan sebagai strategi perebutan kembali pangsa pasar sekaligus angin segar bagi negara-negara konsumen, termasuk Amerika Serikat. Namun di balik langkah tersebut, masih tersisa tanda tanya besar: kapan tambahan 1,66 juta barel per hari yang masih ditahan akan kembali mengalir ke pasar?

Respons Pasar Tenang, Namun Ketidakpastian Terus Menggantung

Harga Brent hanya turun tipis 0,4% menuju kisaran USD 69,38 per barel pada awal sesi Asia, sebuah reaksi yang menunjukkan pasar belum membaca keputusan ini sebagai pemicu perubahan drastis. Para delegasi OPEC+ menegaskan bahwa seluruh opsi tetap terbuka—mulai dari menunda suplai tambahan, mempertahankan volume saat ini, hingga membatalkan peningkatan produksi berikutnya. Semua akan ditentukan dalam pertemuan lanjutan pada 7 September, yang akan menjadi panggung evaluasi kondisi pasar secara menyeluruh.

Permintaan Global Melemah, China dan AS Jadi Penentu

Tantangan terbesar OPEC+ terletak pada proyeksi permintaan global yang melemah. Pelemahan ekonomi China—penggerak konsumsi energi dunia—menjadi faktor utama yang membayangi outlook permintaan. Di sisi lain, produksi minyak AS terus meningkat, menambah tekanan pasokan di pasar yang sudah mulai tergelincir menuju kelebihan suplai.

International Energy Agency memperkirakan surplus global bisa mencapai 2 juta barel per hari pada kuartal keempat tahun ini. Tekanan bertambah dari Amerika Serikat, terutama setelah data tenaga kerja yang lemah dan ancaman Presiden Trump untuk memberlakukan tarif tambahan jika Rusia tidak menghentikan perang di Ukraina.

Prediksi Harga Mengarah ke USD 60, Membuat Riyadh Lebih Waspada

Sejumlah analis dari Goldman Sachs hingga JPMorgan menilai harga minyak berisiko turun menuju USD 60 per barel pada akhir tahun. Proyeksi ini menjadi peringatan keras bagi negara-negara OPEC+, khususnya Saudi Arabia yang membutuhkan harga lebih tinggi untuk menutup kebutuhan anggaran negara. Kondisi ini membuat banyak pengamat memperkirakan OPEC+ akan mengambil sikap "tunggu dan lihat", menjaga produksi tetap stabil sambil mengamati arah permintaan dan dinamika geopolitik.

Geopolitik Semakin Kompleks, Solidaritas OPEC+ Diuji

Kalkulasi pasar minyak tidak bisa dilepaskan dari tekanan politik global. Rusia dan Saudi Arabia baru saja menunjukkan kedekatan strategis melalui pertemuan tingkat tinggi di Riyadh. Namun pengaruh AS semakin menekan, terutama lewat sanksi minyak Rusia yang dapat mengganggu arus perdagangan global.

Di tengah dua kepentingan besar tersebut, OPEC+ dihadapkan pada dilema: mempertahankan persatuan internal dengan menahan suplai, atau melepas produksi demi mempertahankan pangsa pasar sebelum pesaing mengambil celahnya. Jawaban dari dilema ini kemungkinan mulai terlihat saat pertemuan OPEC+ berikutnya—momen yang kini menjadi titik fokus dunia energi.


Source: Newsmaker.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...