Saham Asia Melemah, SoftBank Anjlok 10% di Tengah Sentimen Pasar yang Rawan

Pasar saham Asia tergelincir pada perdagangan Rabu, dipicu oleh respons investor terhadap data perdagangan Jepang serta dinamika politik terbaru di Tokyo. Data ekspor Jepang mencatat kenaikan 4,2% secara tahunan pada September, mengakhiri penurunan selama empat bulan berturut-turut. Namun, capaian tersebut masih berada di bawah proyeksi pasar sebesar 4,6%. Peningkatan permintaan dari Asia membantu menutupi penurunan pengiriman ke Amerika Serikat, mencerminkan perubahan aliran perdagangan yang memengaruhi prospek pertumbuhan Jepang.
Perhatian pasar juga tertuju pada pembentukan kabinet pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Sanae Takaichi yang resmi dilantik. Dalam jajaran kabinet tersebut, Shinjiro Koizumi ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan, sementara Satsuki Katayama mencetak sejarah sebagai Menteri Keuangan wanita pertama Jepang. Meski perubahan politik ini dianggap signifikan, investor tetap berhati-hati menantikan arah kebijakan ekonomi dan fiskal yang akan diambil oleh pemerintahan baru.
Kinerja indeks utama Jepang mencerminkan kewaspadaan ini. Nikkei 225 melemah 1,26% dan Topix turun 0,18% pada perdagangan hari itu. SoftBank menjadi sorotan setelah sahamnya anjlok lebih dari 10%, melanjutkan koreksi tipis di sesi sebelumnya dan menghapus sebagian lonjakan 8,5% yang terjadi pada hari Senin. Penurunan ini terjadi hanya sehari setelah Nikkei sempat mencapai rekor intraday di level 49.945,95 sebelum berbalik melemah menyusul kemenangan Takaichi dalam pemungutan suara parlemen.
Tekanan juga terasa di kawasan Asia lainnya. Di Korea Selatan, Kospi turun 0,26% dan Kosdaq melemah 0,25%. Saham LG Chem sempat menguat 10% setelah Palliser Capital mendesak perubahan struktur dewan dan program pembelian kembali saham, meski kenaikan tersebut kemudian terpangkas. Sementara itu, di Australia indeks S&P/ASX 200 terkoreksi 0,73% setelah reli singkat pada saham rare earth yang terdorong oleh kesepakatan mineral penting antara Amerika Serikat dan Australia. Di Hong Kong, kontrak Hang Seng bergerak di level 25.919, lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 26.027,55. Pasar India tidak beroperasi karena libur nasional.
Secara keseluruhan, tekanan yang melanda pasar Asia mencerminkan kombinasi faktor fundamental dan geopolitik, mulai dari prospek perdagangan Jepang hingga transisi kepemimpinan di Tokyo, yang membuat investor mengadopsi pendekatan lebih defensif dalam menghadapi ketidakpastian regional.
Source: Newsmaker.id
Komentar
Posting Komentar