Langsung ke konten utama

Bitcoin Anjlok 5% ke Bawah $90.000 di Tengah Pelarian Investor dari Aset Berisiko


Bitcoin kembali merosot tajam pada awal pekan, menembus di bawah level psikologis $90.000 dan memperpanjang tren penurunan yang telah menandai bulan terburuk sejak kejatuhan kripto pada 2021. Gelombang aversi risiko yang melanda pasar global membuat investor meninggalkan saham dan aset digital sekaligus, menyisakan pasar kripto dalam keadaan rapuh.

Tekanan Jual Semakin Dalam Setelah Penurunan Bulanan Terburuk Sejak 2021

Cryptocurrency terbesar dunia ini turun 5% ke $86.627, menuju koreksi harian terbesar sejak awal November dan bergerak dekat level terendah delapan bulan di $80.553 yang tercatat bulan lalu. Penurunan ini memperpanjang kerugian besar November, ketika Bitcoin kehilangan lebih dari $18.000 — penurunan nominal terbesar sejak Mei 2021, saat berbagai aset kripto ambruk bersamaan.

Aksi jual tidak hanya melanda pasar kripto. Saham Eropa dibuka melemah, sementara indeks berjangka AS mengisyaratkan pelemahan 0,6% hingga 0,7%, memperlihatkan sentimen kehati-hatian yang menyebar ke seluruh pasar. Dalam kondisi yang genting ini, investor kembali mencari perlindungan ke aset aman seperti emas dan franc Swiss.

Minimnya Pola Musiman dan Ketergantungan Pada Sentimen Pasar Global

Berbeda dengan komoditas atau saham, Bitcoin tidak memiliki riwayat panjang untuk dijadikan panduan pola musiman. Sejak 2012, Bitcoin secara rata-rata naik 9,7% pada Desember, menjadikannya bulan dengan performa terbaik ketiga. Oktober menempati posisi terkuat dengan rata-rata kenaikan 16,6%, sementara September adalah bulan terlemah dengan rata-rata penurunan 3,5%.

Meski begitu, para analis menilai bahwa faktor musiman kini bukan penentu utama. Korelasi Bitcoin dengan pasar saham semakin ketat, membuat arah pergerakan aset digital ini sangat dipengaruhi perubahan sentimen risiko global.

Menurut Kathleen Brooks, Direktur Riset XTB, Bitcoin saat ini berperan sebagai indikator awal sentimen risiko. Penurunannya menjadi sinyal buruk bagi pasar saham memasuki awal bulan. Ia menambahkan bahwa tidak ada katalis spesifik yang memicu penurunan pada hari Senin, namun turunnya volatilitas yang tercermin dari indeks VIX ke bawah rata-rata 12 bulan terakhir dapat memicu kegelisahan investor menjelang akhir tahun.

Ether dan Pasar Kripto Lebih Luas Juga Tertekan

Ether, aset kripto terbesar kedua, jatuh 6% ke $2.840 setelah kehilangan sekitar 22% nilainya sepanjang November — penurunan bulanan terburuk sejak Februari ketika token ini anjlok 32%. Secara keseluruhan, pasar kripto telah kehilangan lebih dari $1 triliun dari kapitalisasinya sejak mencapai rekor sekitar $4,3 triliun, menurut data CoinGecko.

Di tengah tekanan tersebut, arus keluar dari produk investasi berbasis kripto juga melonjak. Exchange-traded funds (ETF) Bitcoin spot yang terdaftar di AS mencatat rekor arus keluar sebesar $3,43 miliar pada November, berdasarkan data LSEG. Meski begitu, sepanjang tahun ini masih tercatat arus masuk bersih mencapai $21 miliar, menandakan antusiasme jangka panjang yang belum sepenuhnya padam.

Dengan ketidakpastian yang menyelimuti akhir tahun dan pasar global yang masih berhati-hati, Bitcoin kembali berada di persimpangan antara tekanan struktural dan volatilitas pasar yang sulit diprediksi — sebuah lanskap yang terus menantang bagi investor di seluruh dunia.


Source : Reuters.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cek! Biar Ngerti, Ini 10 Parameter Pemilihan Baterai Listrik

  Indonesia memasuki era baru industri baterai listrik. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengumumkan pembentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), induk usaha yang dibentuk untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air. Apakah Indonesia terlambat? Pasalnya sudah 200 tahun terakhir sudah terjadi perkembangan signifikan baik dari segi riset pengembangan hingga penggunaan baterai untuk keperluan sehari-hari. Pemilihan baterai yang tepat tentu menjadi keputusan yang harus diperhatikan dengan teliti dan didasari oleh anslisis yang dalam dan menyuluruh. Pemilihan bateri tentu saja dipengaruhi oleh berbagai batasan, dari harga material hingga keamanan rantai pasokan. Berikut ini 10 parameter utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan baterai: 1. Spesific Energy Spesific energy adalah total muatan energi yang dapat disimpan di dalam baterai. Semakin banyak energi yang mampu disimpan, tentu ...

SMMA Buka Suara Soal Sinarmas AM Bersalah di Kasus Jiwasraya

  Semarang, Kontak Perkasa Futures - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjamin tidak ada dampak yang dirasakan perusahaan atas keputusan pengadilan terkait PT Sinarmas Asset Management (SAM) di perkara korupsi Jiwasraya. Untuk diketahui, SMMA mengendalikan PT Sinarmas Asset Management (SAM) melalui PT Sinarmas Sekuritas, dengan kepemilikan sebesar 99,98%. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (5/4/2022), SMMA menyebut operasional bisnis dan aset yang dikelola perusahaan tidak terdampak putusan pengadilan. Aktivitas transaksi reksa dana yang dilakukan SAM dipastikan tetap berjalan normal. "SAM dan kami menghormati putusan tersebut dan berterima kasih atas aparat penegak hukum yang telah memproses perkara dimaksud sampai saat ini," tulis perusahaan. Perseroan juga menanggapi putusan denda Rp 1 miliar yang diberikan pengadilan terhadap perusahaan pengelola aset tersebut. SMMA menyebut SAM akan tunduk pada keputusan tersebut jika sudah berkekuatan huku...

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk...