Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025
The Fed Diperkirakan Kembali Pangkas Suku Bunga Sebesar 25bps Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan Oktober 2025, sehingga membawa kisaran target ke level 3,75%–4,00%. Langkah ini akan menjadi kelanjutan dari pemangkasan serupa pada September lalu, menandai biaya pinjaman terendah sejak tahun 2022 dan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS tengah memperpanjang siklus pelonggaran kebijakan moneternya. Pasar keuangan global kini menanti dengan cermat panduan The Fed terkait prospek kebijakan pada pertemuan Desember mendatang. Namun, para pembuat kebijakan tampaknya tidak akan memberikan sinyal baru yang signifikan, mengingat ketidakpastian meningkat akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintahan (government shutdown) yang menunda publikasi sejumlah data ekonomi utama. Kondisi ini membuat analisis terhadap arah kebijakan The Fed menjadi lebih menantang dibanding bulan-bulan sebelumnya. Dari dat...
Inflasi Swiss Turun ke Level Terendah dalam Lima Bulan Tingkat inflasi tahunan di Swiss menurun ke level terendah dalam lima bulan terakhir, yakni 1,1% pada Agustus 2024, turun dari 1,3% yang tercatat pada dua bulan sebelumnya dan berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 1,2%. Penurunan ini menandakan moderasi tekanan harga yang cukup signifikan sejak Maret, mencerminkan stabilitas harga yang semakin baik di tengah perlambatan ekonomi global dan penguatan franc Swiss. Data dari Trading Economics menunjukkan bahwa pelemahan inflasi terutama dipengaruhi oleh penurunan harga pada sejumlah kategori utama. Harga makanan dan minuman non-alkohol turun 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya, setelah sempat naik 0,1% pada Juli. Sektor transportasi juga mengalami kontraksi harga sebesar 0,7%, lebih dalam dari penurunan 0,2% pada bulan sebelumnya, seiring turunnya harga bahan bakar dan biaya perjalanan. Deflasi semakin nyata pada kategori pakaian dan alas kaki, yang mencatat penurunan 2,6% setelah...
Saham Jepang Melemah, Sektor Teknologi Pimpin Penurunan Tajam Pasar saham Jepang mengalami tekanan signifikan pada perdagangan Kamis, dipimpin oleh kejatuhan saham-saham di sektor elektronik dan teknologi. Indeks Nikkei anjlok 1,4% ke level 48.612,62 setelah sebelumnya sempat menguat karena optimisme terhadap kebijakan ekonomi Perdana Menteri baru, Sanae Takaichi. Namun, euforia pasar mulai memudar seiring munculnya kembali kekhawatiran global yang menekan sentimen investor. Sektor teknologi menjadi penekan utama pergerakan indeks. Saham Tokyo Electron anjlok 3,8%, SoftBank Group turun 3,2%, dan Renesas Electronics merosot 3,6%. Para investor melakukan aksi ambil untung setelah lonjakan kuat dalam beberapa hari terakhir, sekaligus merespons meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta sanksi baru Washington terhadap raksasa minyak Rusia. Selain itu, penguatan dolar AS terhadap yen turut memperburuk tekanan di bursa. Nilai tukar dolar menguat ke 152,1...
The Fed Tekan Emas Turun, Kini Mulai Berbalik Naik Harga emas kembali menguat tipis pada Kamis pagi setelah mengalami tekanan pada sesi sebelumnya akibat peringatan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, terkait risiko inflasi terhadap ekonomi Amerika Serikat. Logam mulia tersebut diperdagangkan di kisaran USD 3.380 per ons pada awal sesi Asia, naik sekitar 0,3% , setelah sempat melemah 0,6% pada Rabu . Meskipun The Fed mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah dan masih memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun, Powell menegaskan bahwa dewan kebijakan moneter tetap memperkirakan tarif baru akan berdampak pada kenaikan harga konsumen. Hal ini memperkuat pandangan bahwa tekanan inflasi masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian AS. Dalam pernyataan terbarunya, para pembuat kebijakan The Fed juga merilis proyeksi ekonomi pertama mereka sejak Presiden Donald Trump mengumumkan paket tarif besar-besaran pada April lalu. Proyeksi tersebut menunjukkan pertumb...
Bank of Japan Berhati-hati, Akankah Pengetatan Pembelian JGB Dikurangi? Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga jangka pendek di level 0,5% setelah menuntaskan tinjauan kebijakan moneter dua hari pada Selasa mendatang. Keputusan ini mencerminkan sikap hati-hati bank sentral Jepang dalam menjaga stabilitas pasar keuangan di tengah ketidakpastian global dan tekanan inflasi yang masih moderat. Tanpa adanya proyeksi ekonomi kuartalan yang baru, perhatian investor dan pelaku pasar kini tertuju pada arah kebijakan BoJ terkait pengurangan pembelian obligasi pemerintah Jepang ( Japanese Government Bonds atau JGB). Langkah tapering ini menjadi fokus utama karena berpotensi memengaruhi likuiditas pasar dan pergerakan imbal hasil obligasi Jepang. Para analis menilai bahwa BoJ kemungkinan akan menahan diri untuk tidak melakukan pengetatan lebih lanjut hingga terdapat sinyal yang lebih kuat mengenai stabilitas inflasi domestik. Meskipun inflasi Jepang telah meningkat di at...
Emas Sentuh Rekor Tertinggi $3.703 Menjelang Keputusan The Fed Harga emas kembali mencetak rekor tertinggi baru pada Selasa di level $3.703 per ons, seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan Rabu waktu AS. Selama sesi perdagangan Amerika Utara, logam mulia ini terus menguat meski data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang cukup positif. Pada saat penulisan, harga emas (XAU/USD) diperdagangkan di sekitar $3.689, naik 0,27%. Kenaikan harga emas yang berkelanjutan menunjukkan bahwa investor tetap fokus pada potensi pelonggaran kebijakan suku bunga The Fed, meskipun indikator ekonomi terbaru menggambarkan perekonomian AS masih cukup tangguh. Laporan penjualan ritel bulan Agustus mencatat pengeluaran rumah tangga Amerika tetap solid, sementara produksi industri juga mengalami peningkatan signifikan. Data tersebut menantang pandangan pasar bahwa perlambatan ekonomi sudah terjadi dan mendesak The Fed untuk sege...
OPEC+ Naikkan Produksi, Tapi Ketidakpastian Besar Masih Membayangi Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) resmi mengakhiri kebijakan pemangkasan produksi dua tahun terakhir dengan menyepakati kenaikan produksi akhir sebesar 547.000 barel per hari mulai September. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk merebut kembali pangsa pasar global sekaligus memberikan dorongan bagi negara-negara konsumen, termasuk Amerika Serikat. Namun, keputusan tersebut menyisakan tanda tanya besar di pasar, terutama karena tambahan pasokan sebesar 1,66 juta barel per hari masih tertahan tanpa kejelasan kapan akan dilepaskan kembali. Pasar minyak global merespons langkah OPEC+ ini dengan tenang. Harga minyak mentah Brent hanya turun tipis sekitar 0,4% ke level US$69,38 per barel dalam perdagangan Senin pagi di Asia. Para delegasi OPEC+ menyatakan bahwa semua opsi tetap terbuka—mulai dari menunda pelepasan pasokan tersisa, mempertahankan level produksi saat ini, hingga membatalkan r...
  Sedikitnya 91 Tewas di Gaza Setelah Israel Batalkan Gencatan Senjata dan Perintahkan Evakuasi Massal Sedikitnya 91 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara besar-besaran Israel di Jalur Gaza pada Kamis, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan tersebut terjadi setelah Israel secara resmi mengakhiri gencatan senjata dua bulan dan kembali melancarkan operasi udara serta darat terhadap kelompok militan Hamas yang menguasai wilayah itu. Setelah dua bulan ketenangan yang rapuh, warga Gaza kembali menghadapi ketakutan dan kepanikan. Israel melanjutkan serangan menyeluruh yang menargetkan berbagai wilayah padat penduduk di utara dan selatan Gaza. Pesawat-pesawat tempur Israel menjatuhkan selebaran di sejumlah area perumahan yang memerintahkan warga untuk segera mengungsi dari kota Beit Lahiya dan Beit Hanoun di utara, distrik Shejaia di Kota Gaza, serta kawasan timur Khan Younis di selatan. Pada Kamis malam, militer Israel mengumumkan bahw...
  EUR/USD Bersiap Menyambut Keputusan Suku Bunga ECB Pasangan mata uang EUR/USD menguat tajam pada perdagangan Rabu, mencatat kenaikan sebesar 1,75% hingga menyentuh level psikologis 1.0800. Penguatan euro terjadi seiring membaiknya sentimen risiko global setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melakukan langkah balik terhadap strategi tarifnya sendiri. Dalam pernyataan terbarunya, Trump kembali mengguncang pasar dengan ancaman menerapkan pajak impor tinggi terhadap warganya sendiri sebagai bentuk pembalasan atas tindakan negara lain yang dianggap merugikan kepentingan AS. Sikap yang berubah-ubah ini sempat menenangkan kekhawatiran pasar terkait potensi perang dagang yang lebih luas, sekaligus mendorong reli mata uang utama termasuk euro. Fokus utama pelaku pasar kini beralih ke keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan diumumkan pada Kamis. ECB diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menurunkan Main Refinancing Operations ...
  Emas Tertekan Jelang Rilis Data PCE dan Ancaman Tarif Baru AS Harga emas (XAU/USD) mulai terkoreksi dari rekor tertinggi yang baru saja dicapai, kini berada di level $2.800,93 per ons, seiring aksi ambil untung yang masih berlangsung di pasar. Tekanan jual semakin kuat setelah pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menegaskan akan menerapkan tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, mulai Sabtu mendatang. Trump juga mengancam memberlakukan tarif hingga 100% terhadap negara-negara BRICS jika berupaya mengganti dominasi Dolar AS dengan mata uang baru dalam perdagangan internasional. Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran akan perang dagang baru yang berpotensi memperburuk inflasi global. Lonjakan harga barang konsumsi dan produksi di AS dapat menekan daya beli sekaligus meningkatkan biaya produksi, menciptakan tekanan tambahan pada perekonomian. Dalam situasi seperti ini, emas biasanya berfungsi sebagai aset lindung nilai. Namu...