Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

Kabar Baik! Saham Bank 'The Big Four' Ngegas, Diborong Asing

  Semarang, PT Kontak Perkasa -  Sebanyak empat saham emiten bank BUKU IV (bank dengan modal inti lebih dari Rp 30 triliun) dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar kompak melonjak ke zona hijau pada awal perdagangan pagi ini, Senin (31/5/2021). Penguatan ini terjadi seiring investor asing cenderung melakukan aksi beli bersih (net buy) ke keempat saham tersebut. Berikut gerak empat saham bank gede, pukul 09.06 WIB. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), saham +1,97%, ke Rp 4.150, net buy Rp 55,44 M Bank Negara Indonesia (BBNI), +1,44%, ke Rp 5.275, net buy Rp 5,93 M Bank Mandiri (BMRI), +1,29%, ke Rp 5.875, net buy Rp 5,36 M Bank Central Asia (BBCA), +0,32%, ke Rp 31.800, net sell Rp 6,41 M. Berdasarkan data di atas, trio saham bank pelat merah, BBRI, BBNI dan BMRI menduduki posisi pertama sampai ketiga. Adapun saham bank dengan market cap terbesar di bursa, BBCA, menduduki posisi keempat. Keempat saham di atas melanjutkan kenaikan pada Jumat (28/5) minggu la

Top! Begini Strategi Ekspansi BRMS di Produksi Emas

  Semarang, PT KPF - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) gencar melakukan ekspansi pengeboran dan pembangunan pabrik demi mencapai target pengolahan 8.500 ton bijih emas per hari. Direktur & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan setidaknya ada 3 rencana ekspansi perusahaan yang telah dimulai pada tahun lalu. Ekspansi ini dilakukan melalui anak usaha perseroan, yakni PT Citra Palu Minerals. Rencana ekspansi pertama adalah pengeboran 4 prospek emas di Poboya, Palu Selawesi Tengah yang dimulai pada Kuartal II-2021. "Hasilnya segera kita umumkan, yakni pada tahap pertama di November 2021. Targetnya diharapkan kita dapat menemukan tambahan cadangan bijih emas sekitar 5 juta ton dalam bentuk cadangan maupun sumber daya," ujar Herwin dalam sebuah diskusi belum lama ini. Rencana ekspansi selanjutnya adalah adalah pembangunan pabrik pengolahan II dengan kapasitas 4.000 ton perhari. Konstruksi pabrik ini diharapk

Batu Bara Pecah Rekor, Harga Saham Produsennya 'Ngamuk'

  Semarang, PT KPF - Saham-saham emiten pertambangan batu bara serentak melonjak ke zona penguatan pada awal perdagangan hari ini, Selasa (25/5/2021). Kenaikan saham-saham tersebut didorong oleh sentimen positif terkait melesatnya harga batu bara yang mencapai rekor kenaikan tertinggi tahun ini. Berikut kenaikan saham batu bara, pukul 09.46 WIB. Harum Energy (HRUM), +4,08%, ke Rp 5.100, transaksi Rp 6 M Bumi Resources (BUMI), +3,39%, ke Rp 61, transaksi Rp 6 M Bukit Asam (PTBA), +2,36%, ke Rp 2.170, transaksi Rp 11 M Delta Dunia Makmur (DOID), +2,23%, ke Rp 366, transaksi Rp 8 M Indika Energy (INDY), +1,92%, ke Rp 1.325, transaksi Rp 4 M Adaro Energy (ADRO), +1,72%, ke Rp 1.180, transaksi Rp 25 M Bayan Resources (BYAN), +1,30%, ke Rp 15.600, transaksi Rp 625 juta Indo Tambangraya Megah (ITMG), +1,15%, ke Rp 13.175, transaksi Rp 7 M Mengacu pada data di atas, terdapat 8 saham emiten batu bara 'kakap' yang melesat pagi ini. Saham emiten besutan pengusah

Yuk Bisa yuk! Pekan Ini Harga Emas Mau Tembus US$ 1.900 Guys

  Semarang, PT KPF -  Token kripto paling populer di muka bumi kembali crash . Anjloknya harga Bitcoin cs semakin memberikan tenaga untuk harga emas menguat. Perlahan tapi pasti harga  bullion mulai memangkas koreksinya yang terjadi di tahun ini.  Di awal pekan harga emas dunia di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,28% dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu. Kini si logam kuning berada di harga tertingginya dalam lima bulan terakhir.  Untuk 1 troy ons emas kini harganya dibanderol di US$ 1.886. Pada saat yang bersamaan Bitcoin harganya ambles ke US$ 35.000. Bagi mereka yang sudah memberikan  warning  bahwa kenaikan pesat Bitcoin dalam waktu singkat adalah bubble semakin yakin bahwa crash yang terjadi mendukung pendapat mereka.  Bitcoin dan token cryptocurrency lain merupakan aset berisiko. Berbeda dengan emas yang terkenal dari dulu sebagai aset safe haven. Di tengah kekhawatiran pasar akan pembalikan arah kebijakan moneter The Fed yang lebih cepat dari yang

Emiten Wulan Guritno Lapor Dana IPO Rp 34 M, Belanja Apa Mba?

  Semarang, PT KPF - PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY), pemilik dan pengelola Lucy in The Sky menghimpun dana dari penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari pasar modal Indonesia sebesar Rp 33,7 miliar atau setara 337.500.000 saham. Setelah mendapatkan dana IPO tersebut, perseroan melaporkan penggunaan dana di mana perusahaan sebetulnya sudah melanjutkan rencana ekspansi untuk pengembangan bisnis. Corporate Secretary Lucy in The Sky, Ratna Sari mengungkapkan, pengembangan perusahaan sudah berjalan sebelum mendapatkan dana dari publik. "Sesuai rencana perusahaan untuk melakukan pengembangan, setelah mendapatkan dana dari publik, pada kuartal II/2021 perseroan telah merealisasikan strategi pengembangan, di antaranya; renovasi gerai Lucy in The Sky yang berlokasi di SCBD Jakarta yang ditargetkan dapat selesai pada Juni 2021," ungkap Ratna, dalam keterangannya, dikutip Jumat (21/5/2021). Selain itu, rencana pembukaan gerai di Senayan Park sud

Gagal Tembus US$ 100/ton, Harga Batu Bara Konsolidasi Dulu

  Semarang, PT KPF -  Batu bara termal ICE Newcastle gagal menyentuh level US$ 100/t on pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (19/5) setelah ambles dari p osisi tertingginya sepanjang 2021 . Ada indikasi bahwa harga akan terk ons olidasi terlebih dahulu sebelum membentuk p ola baru.  Harga k ontrak futures (berjangka) batu bara acuan gl obal tersebut turun 0,15% ke US$ 99,4/t on. Harga batu bara masih tertahan di level yang tinggi karena selisih (spread) harga batu bara Newcastle dengan Qinhuangda o (China) masih lebar.  Spread masih berada di kisaran US$ 50/t on. Artinya harga batu bara masih punya peluang untuk menguat lagi. Penguatan harga batu bara Newcastle juga akan ikut mengerek naik harga batu bara acuan (HBA) d omestik.  Kemungkinan besar HBA untuk bulan Juni sudah akan tembus US$ 90/t on dan menjadi level tertinggi sepanjang tahun ini. Namun dengan adanya kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam, pelaku pasar khawatir bahwa kebijakan moneter akan diketatkan. Apala

Pukul 10:00 WIB: Rupiah Kian Lemah di Rp 14.305/US$

Semarang, PT KPF -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Dolar AS sudah berada di atas Rp 14.300. Pada Rabu (19/5/2021) pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.305. Rupiah melemah 0,25% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Berikut kurs dolar AS di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada pukul 09:06 WIB: Periode Kurs 1 Pekan Rp 14.322,5 1 Bulan Rp 14.362 2 Bulan Rp 14.404,9 3 Bulan Rp 14.460 6 Bulan Rp 14.632 9 Bulan Rp 14.778 1 Tahun Rp 14.950,5 2 Tahun Rp 15.646 Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) pukul 09:00 WIB: Periode Kurs 1 Bulan Rp 14.304 3 Bulan Rp 14.400 Berikut kurs transaksi dolar AS di sejumlah bank nasional pada pukul 09:08 WIB: Bank Harga Beli Harga Jual BNI Rp 14.229 Rp 14.321 BRI Rp 14.230 Rp 14.430 Bank Mandiri Rp 14.100

Dolar Australia Melesat ke Rp 11.150, Ini Penyebabnya!

  Semarang, PT KPF -  Dolar Australia melanjutkan penguatan melawan rupiah pada perdagangan Selasa (18/5/2021) melanjutkan kenaikan awal pekan kemarin. Rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) menjadi pemicu penguatan hari ini. Pada pukul 14:10 WIB, AU$ 1 setara Rp 11.153,73, dolar Australia menguat 0,61% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Kemarin mata uang Negeri Kanguru ini tercatat menguat 0,48%. RBA pagi tadi merilis notula rapat kebijakan moneter edisi Mei, yang berisi petunjuk arah kebijakan yang akan diambil ke depannya. Notula tersebut menunjukkan RBA akan memperhatikan data ekonomi dan kondisi finansial dengan hati-hati, dan memberikan proyeksi kebijakan moneter yang baru pada bulan Juli nanti. Hal tersebut membuat dolar Australia menguat, sebab perekonomian Australia sudah mulai membaik. RBA akan memutuskan apakah akan memperpanjang atau tidak program pembelian obligasi tenor 3 tahun pada 6 Juli nanti.

Jet Lag! Rupiah Nyaris Rp 14.300/US$ Pascalibur Panjang

  Semarang, PT KPF -  Nilai tukar rupiah jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan Senin (17/5/2021), setelah libur selama 3 hari pada pekan lalu dalam rangka Idul Fitri. Saat rupiah sedang libur pekan lalu dolar AS sempat mengamuk, alhasil rupiah nyaris ke Rp 14.300/US$. Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,04% ke Rp 14.200/US$. Rupiah kemudian jeblok hingga 0,6% ke Rp 14.280/US$, sebelum berada di Rp 14.275/US$ atau melemah 0,75% pada pukul 12.00 WIB. Di sisa perdagangan hari ini, rupiah kemungkinan masih akan tertekan dan menyentuh Rp 14.300/US$. Hal tersebut terindikasi dari dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih lemah siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi. Hanya NDF periode 1 pekan yang menguat, sisanya melemah.   Periode Kurs Pukul 8:54 WIB Kurs Pukul 11:54 WIB 1 Pekan Rp14.304,50 Rp14.271,2 1 Bulan Rp14.279,00 Rp14.318,0 2 Bulan

"Selangkah Lagi" Harga Emas Bakal Terbang Tinggi

 Semarang, PT KPF - Laju penguatan harga emas dunia sedang tertahan pada perdagangan Selasa (11/5/2021) setelah melesat sepanjang pekan lalu. Meski demikian, "selangkah lagi" harga emas dunia berpeluang terbang tinggi lagi. Harga emas dunia sepanjang pekan lalu membukukan penguatan 3,5%, dan Senin kemarin naik lagi 0,27% ke US$ 1.835,43/troy ons. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 10 Februari lalu. Sementara pada perdagangan hari ini pukul 16:33 WIB, emas turun tipis 0,02% ke US$ 1.835,29/troy ons. Jebloknya dolar Amerika Serikat (AS) serta yield obligasi (Treasury) membuat harga emas dunia mampu melesat. Dolar AS dan yield Treasury sedang mengalami penurunan setelah rilis data tenaga kerja AS Jumat lalu yang menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran. Baca: Masih Ada Sisa THR, Beli Emas-Reksa Dana-Saham atau Kripto? Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran naik menjadi 6,1% di bulan April, naik dari bulan sebelumnya 6%. Sementara pelaku pasar sebe

Mal Diserbu Pengunjung, Saham Duo Matahari & Ramayana Ngamuk!

  Semarang, PT KPF - Saham duo Matahari Grup Lippo dan Ramayana kompak melaju di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Senin (10/5/2021). Penguatan saham emiten ritel ini terjadi bersamaan dengan sentimen positif terkait ramainya pengunjung mal menjelang hari raya Lebaran, Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.26 WIB, saham pengelola Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) melonjak 4,46% ke Rp 820/saham. Setelah mengalami koreksi selama 4 hari beruntun pascasuspensi dibuka kembali pada 3 Mei lalu, saham MPPA menguat dalam 2 hari beruntun. Sebelumnya, perdagangan saham MPPA dihentikan sejenak oleh otoritas bursa lantaran terjadi penungkatan harga yang signifikan pada saham ini. Dalam sepekan saham MPPA naik 0,61%, sementara dalam sebulan melonjak 40,17%. Tidak mau kalah dengan saudara Lippo-nya, saham pengelola department store Matahari, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) melonjak 2,35% ke Rp 1.745/saham. Saham LPPF berhasil rebound dari pel

Rupiah Luar Biasa! Dolar Kini di Bawah Rp 14.300

  Semarang, PT KPF -  Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Maklum, dolar AS sedang dalam tekanan yang luar biasa. Pada Jumat (7/5/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.250 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,45% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Kemarin, kinerja rupiah cukup impresif. Di pasar spot, rupiah finis dengan apresiasi 0,8% di hadapan dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam sudah nyaris berhasil didorong ke bawah Rp 14.300. Hari ini level itu telah tertembus. Soalnya dolar AS masih saja 'sakit-sakitan'. Pada pukul 07:50 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,1%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah anjlok nyaris 2%. Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/market/20210507075639-17-243944/rupiah-luar-biasa-dolar-kini-di-bawah-rp-14300

Wah! Asing Doyan Borong 10 Saham Non-bank Ini Sejak Awal 2021

  Semarang, PT KPF - Saham perbankan tak bisa dipungkiri masih menjadi incaran investor asing saat masuk ke pasar saham Indonesia. Hal ini tampak dari aksi net buy atau beli bersih yang didominasi urutan teratas dari sektor perbankan. Meski demikian, di tengah dominasi perbankan yang punya kapitalisasi pasar gemuk, saham-saham nonperbankan juga ternyata menarik minat asing sejak awal tahun hingga perdagangan Rabu kemarin (5/5/2021) atau year to date (ytd). Data BEI menunjukkan, saham dengan aksi beli bersih terbesar sejak Januari hingga Rabu kemarin adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Saham BBRI minus pada periode tersebut 1,92% di Rp 4.090/saham. Net buy saham BBRI mencapai Rp 3,5 triliun secara ytd, sementara bank dengan net buy terbesar kedua yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dengan beli bersih Rp 558 miliar. Saham BBTN juga minus 4,6% pada periode itu di level Rp 1.645/saham. Untuk melihat kinerja saham nonbank, mari

Penjualan Semen Drop, Laba Semen Indonesia Q1 Cuma Naik 0,08%

  Semarang, PT KPF - Emiten produsen semen BUMN, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 450,36 miliar pada periode kuartal pertama 2021. Laba bersih tersebut naik tipis 0,08% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 446,45 miliar. Kenaikan tersebut menyebabkan laba per saham dasar meningkat menjadi Rp 76 per saham dari sebelumnya Rp 75 per saham. Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, emiten bersandi SMGR ini tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 8,07 triliun turun 5,6% dari tahun sebelumnya Rp 8,58 triliun. Rinciannya, penjualan semen turun menjadi Rp 6,48 triliun dari sebelumnya Rp 7,23 triliun. Penjualan terak meningkat menjadi Rp 916,26 miliar dari Rp 623,82 miliar. Lainnya dikontribusi dari penjualan beton jadi dan siap pakai dengan andil Rp 386,30 miliar, kantong semen senilai Rp 21,90 miliar, persewaan tanah Rp 6,12 miliar dan lainnya Rp 265,79 miliar. Sepanjang 3

Apa Benar Uang Kripto Ancaman Bagi Bank Sentral di Dunia?

Jakarta, PT KPF - Tren investasi pada aset mata uang digital (cryptocurrency) hingga kini masih naik daun. Walaupun gerak kripto terbilang memiliki volatilitas tinggi, tapi kripto digadang-gadang menjadi instrumen investasi masa depan. Cryptocurrency memang belum tersebar luas dan kini hanya beberapa jenis yang dikenal oleh orang-orang, tetapi orang-orang saat ini mencoba berlomba-lomba untuk mendapatkannya dan membuat kripto semakin terkenal seperti dolar. Hal ini membuat otoritas moneter, yakni bank sentral di suatu negara semakin terancam perannya akibat pamor mata uang digital yang semakin meledak, sehingga mau tak mau bank sentral harus aktif dan ikut 'arus' dari tren mata uang digital. Contohnya Bahama, di mana bank sentralnya mulai menyusul China dan Kamboja yang juga mulai meluncurkan mata uang digital. Kini, dolar Bahama dapat dimuat dalam 'dompet digital' di ponsel cerdas dan tentunya dompet digital lebih praktis dibandingkan dengan kartu kredit. Menurut lapo

Bodo Amat IHSG Drop, 'Bandar Gede' Beli 10 Saham Ini Sebulan!

  Semarang, PT KPF - Sebanyak dua saham beda sektor menjadi saham dengan catatan beli bersih terbesar sepanjang April lalu (1 bulan) yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) masing-masing Rp 525 miliar dan 267 miliar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang April lalu minus 0,26% di posisi 5.995,62 setelah ditutup turun 0,29% pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (30/4/2021). Pada Jumat lalu, nilai transaksi tercatat Rp 9,95 triliun dengan volume perdagangan 18,97 miliar saham dan 981.359 kali transaksi. Ada 197 saham naik, 276 saham turun, dan 168 saham stagnan. Sehari, asing masuk Rp 139 miliar di pasar reguler, sepekan asing keluar Rp 363 miliar, dan sepanjang April lalu asing tercatat masih net sell (jual bersih) Rp 3,42 triliun. Meski secara umum masih terjadi aksi jual masif investor asing sepanjang April, tapi ada 10 saham dengan catatan beli bersih (net